Selasa, 24 Mei 2022

BUKU KARYAKU


    Semenjak kecil di rumah sudah dibiasakan membaca. Mulai dari komik yang waktu itu lagi jaya-jayanya. Gundala, Mahabarata, Godam, Si Buta dari Goa Hantu, Popeye, Tintin, Supermen, Tarzan, dan masih banyak yang lainnya. Hampir di setiap malam Minggu Bapak menyewakan beberapa komik untuk bekal membaca di hari Minggu. Ketika memasuki masa biru putih saya mulai suka menulis di buku harian. Kebiasan itu saya lakukan sampai masa kuliah dan berhenti menulis buku harian saat ada seseorang yang tidak saya kenal membaca buku harian saya. Kesal? Ya, karena buku harian bersifat privacy. 

     Menulis berlanjut lagi tetapi sebatas pada karya ilmiah, seperti laporan penelitian tindakan kelas dan artikel ilmiah. Itu pun saya lakukan setahun sekali, hanya sekedar untuk memenuhi kewajiban pengembangan keprofesian berkelanjutan. 

   Semakin berumur ternyata keinginan untuk menulis makin kuat. Apalagi ada motivasi dari sudara yang penulis juga. Pada usia yang tak lagi muda,  tepatnya setengah abad saya mulai belajar menulis online. Kemudian adanya pandemi Covid-19 menyebabkan saya mengikuti pelatihan menulis buku lagi dan lahirlah buku antologi yang pertama yaitu Rona-Rona Corona. 

    September tahun 2021 mengenal grup menulis PMA yang dinahkodai Bunda Kanjeng. Semakin bergaul dengan para komunitas menulis  ternyata kesukaan menulis semakin kuat. sehingga menyadi suatu kesenangna dan kepuasan tersendiri. Dari komunitas PMA saya  melahirkan beberapa buku antologi. Buku antologi pertama dari komunitas PMA adalah MELATI DI TAMAN HATI. Buku yang beisikan memoar kebersamaan berama ibu tercinta.

Di tengah perjalanan mengikuti komunitas menulis akhirnya saya mengikuti kelas Belajar Menulis bersama Om Jay. Tergabung pada gelombang 23 kelas  Belajar Menulis. Dari sinilah saya berlatih menulis resum dari beberapa narasumber yang ditulis dalam blog pribadi hingga akhirnya lahirlah buku solo perdana saya atau buku yang ditulis sendiri dengan judul CATATAN 20 HARI BELAJAR MENULIS ONLINE. Betapa senangnya bisa menulis dan menghasilkan buku solo. 

Baberapa karya antologi bersama komunitas PMA antara lain:

1. Buku antologi Melati di Taman Hati

2. Buku antologi Merindukan Baitullah

3. Buku antologi Pelangi Cinta Sahabat

4. Buku antologi Media Pembelajaran Guru Hebat

5. Buku antologi The Story of Me and My Child

6. Buku antologi Mutiara di Balik Corona

7. Buku antologi Writing of My Passion jilid 4

Buku solo: 

Catatan 20 hari Belajar Menulis Online


#Happy Writing PMA

# 70 tulisan (24)



Sabtu, 21 Mei 2022

Menyiapkan Asesmen

 

Foto:internet

Setelah memahami tentang konsep asesmen secara keseluruhan yang merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi apakah tujuan pembelajaran tercapai dengan baik, materi selanjutnya yang dipelajari dalam pelatihan komite penggerak adalah materi menyiapkan asesmen.  Seperti yang telah kita ketahui pelaksanaan asesmen harus berpusat pada murid dan penyiapannya disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang ingin dicapai. Agar asesmen pelaksanaan asesmen berjalan efektif dan tepat sasaran maka perlu persiapan yang baik.

Persiapan awal yang harus dilakukan pada saat menyiapkan asesmen adalah mengetahui kondisi murid. Tiap murid mempunyai latar belakang, pengalaman, tingkat kematangan yang berbeda  meskipun berada di kelas yang sama. Untuk itu sebagai guru perlu untuk memahami kondisi murid dengan melakukan identifikasi dengan menggunakan asesmen diagnostik. Asesmen dilakukan untuk memetakan murid berdasarkan kemampuannya, guru mengajar sesuai kemampuan murid. Sedangkan asesmen diagnostik digunakan untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan dan kelemahan murid. Hasilnya digunakan guru sebagi rujukandalam merencanakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan pembelajaran murid.

Tahap-tahap penyusunan asesmen diagnostik antara lain:

1)      menganalisa rapot murid tahun sebelumnya

2)     identifikasi kompetensi

3)      menyusun istrumen untuk mengukur kompetensi peserta didik( unjuk keterampilan, ceklis, tes, hasil observasi)

4)      menggali informasi tentang murid, seperti latar belakang keluarga, motivasi, minat, serta ketersediaan  sarana dan prasarana belajar

5)      melaksanakan asesmen dan mengolah hasil

6)      menggunakan data asesmen untuk merencanakan pembelajaran yang lebih bermakna dan tepat sasaran

Apabila sudah memperoleh data dari hasil diagnostik, guru dapat melihat pemetaan kemampuan murid lebih jelas. Untuk kelompok mahir guru dapat memberikan tantangan atau kegiatan pengayaan yang sesuai. Untuk kelompok berkembang dapat diberikan modifikasi tugas, panduan, dan latihan sesuai dengan kebutuhannya.

Asesmen diagnostik dapat dilakukan pada awal tahun ajaran diminggu-minggu pertama untuk memetakan murid, sehingga mereka medapatkan pendampingan yang sesuai dengan kebutuhannya.  Asesmen diagnostik bisa juga dilakukan pada bahasan awal materi baru. Asesmen diagnostik dilakukan pada kompetensi-kompetensi yang penting diketahui oleh guru dari awal. Guru boleh menentukan instrumen asesmen sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tujuan asesmen. Tahapan penyususnan diagnostik juga dapat disederhanakan. Sebagai contoh bila asesmen diagnostik dilakukan dalam lingkup materi maka tahap 4 boleh dihilangkan.

Dari penjelasan di atas sebagai guru marilah kita mencoba untuk memperbaiki dalam membuat asesmen. Dalam memulai pembelajaran asesmen diagnostik ini sangat dibutuhkan untuk mengetahui karakteristik murid. Marilah selalu berproses dalam mengembangkan diri untuk lebiih baik lagi. 

 

#Happy Writing

#70 Tulisan ( 23)

Kamis, 19 Mei 2022

KURIKULUM & ASESMEN


 

Kurikulum dan Asesmen

Asesmen berperan memberikan informasi bagi guru, murid, dan orang tua.  Secara khusus asesmen digunakan untuk menentukan strategi pembelajaran selanjutnya, dengan maksud dapat meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Asesmen yang dilakukan di kelas bukan hanya memberikan data perkembangan belajar murid saja tetapi juga upaya merangsang pola pikir bertumbuh untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran. Tujuan pembelajaran untuk mencari informasi apakah sudah tercapai dengan baik dan strategi apa yang harus digunakan untuk menjadi lebih baik lagi.

Keterlibatan murid secara aktif diperlukan dalam pelaksanaan asesemen, misalkan penilaian diri dan penilaian antar teman. Murid dapat membuat daftar ceklis mengenai rencana capaian belajar.  Dengan penilaian diri murid terlibat sepenuhnya dalam merancang rencana belajar, memantau proses belajarnya, melakukan refleksi atau evaluasi mandiri atas proses yang dijalani. Penilaian antar teman juga dapat melibatkan murid secara aktif. Dengan demikian tujuan pemebelajaran yang sudah ditetapkan di awal menjadi milik bersama. Pada akhirnya tujuan pembelajaran sudah tercapai. Ketercapaian tujuan pembelajaran dapat dilihat dari kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran yang diturunkan dari indikator asesmen. Ketercapaian kompetensi pada tujuan pembelajaran dicerminkan oleh indikator asesmen. Perlu diperhatikan bahwa kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran tidak menjadi standar minimum yang harus dicapai oleh setiap murid.



#Happy Writing

#70 Tulisan (22)

METODE DAN FORMAT ASESMEN

 

 Metode Asesmen

Dalam pembelajaran paradigma baru, pelaksanaan asesmen diharapkan lebih berorientasi pada keseluruhan proses belajar murid. Dalam pembelaran pardigma baru guru diharapkan bisa melakukan asesmen yang berorientasi pada proses bukan hanya pada hasil akhir saja. Ada 3 pendekatan asesmen yang dapat diterapakan yaitu, asemen diagnostik, asesmen formatif, dan asesmen sumatif.

Asesmen diagnostik dilakukan di awal pembelajaran atau memasuki topik baru untuk mengetahui kapasitas murid di kelas. Kemudian asesmen formatif lebih terintergrasi dengan proses pembelajaran yang lebih mampu melibatkan dan me;lihat kemajuan belajar murid yang lebih mendalam. Asesmen sumatif dilakukan di akhir pembelajaran materiuntuk menguatkan konfirmasi capaian hasil belajar. Pada pembelajaran paradigma baru asesmen ditekankan pada asesmen belajar murid yang lebih komperhensih dan berpusat pada murid (student centered).

Pada ketiga asesmen ini kita bisa menggunakan 3 teknik asesmen yang paling umum yaitu;  1)  Teknik asesmen Observasi yaitu,  murid diamati secara berkala dalam kurun waktu tertentu, dengan fokus secara keseluruhan maupun individu, sesuai kebutuhan masing-masing guru di kelas. Observasi bisa dilakukan dalam tugas atau aktivitas rutin/ harian.

2) Teknok Asesmen Perfoma, bentuk kegiatan yang dirancang untuk asesmen perfoma bisa fleksibel. Dapat berupa produk, praktek, projek, atau portofolio.

3) Tes Tertulis/lisan, digunakan untuk menguji pengetahuan murid terhadap suatu hal. Merupakan asesmen paling umum dan banyak digunakan untuk menguji pengetahuan yang sifatnya menghafal saja. Padahal tes tulis ini bisa digunakan untuk merefleksikan suatu konsep dan mengaitkannya terhadap kehiduapan sehari-hari melalui studi kasus.

Dalam membuat asesmen dibutuhkan instrumen dalam prosesnya, antara lain:

1.       Instrumen Rubrik, yaitu panduan yang dibuat untuk menilai dan mengevaluasi kualitas capaian murid dengan menggunakan kriteria dan skor tertentu.

2.       Instrumen Ceklis, yaitu berupa daftar informasi, data, ciri-ciri, karakteristik, atau elemen yang dituju. Bisa digunakan dalam teknik observasi dan tes lisan/tertulis.

3.       Instrumen Catatan anekdotal, merupakan catatan singkat hasil observasi pada murid. Bisa digunakan dalam teknik asesmen observasi.

4.       Instrumen Lembar Amatan, berisi catatan perkembangan kompetensi murid dalam sebuah mata pelajaran tertentu. Digunakan dalam asesmen formatif dengan teknik observasi.

Dalam hal ini pelaku asesmen tidak harus guru, akan tetapi bisa dilakukan murid menilai diri sendiri, menilai antar murid, murid menilai  antar jenjang, bisa juga staf sekolah maupun orang tua.

Format Asesmen

Berdasarkan formatnya asesmen diklasifikasikan menjadi 2, yaitu, asesmen tradisional dan asesmen alternatif. Asesmen tradisional paling sering digunakan, misalkan tes pilihan ganda, tes benar/salah, soal isian pendek, dan esai. Kelemahan dari asesmen tradisional adalah terbatas dalam menerjemahkan capaian pembelajaran murid. Hanya sebatas pada pengetahuan dan dalam waktu itu saja.

Asesmen alternatif, asesmen ini lebih mampu untuk mengakomodir hal-hal yang kurang bisa diukur dengan menggunakan asesmen tradisional. Alat asesmen yang bisa digunakan dalam asesmen alternatif antara lain, tes melalui pertanyaan terbuka, bermain peran, demonstrasi, praktik, projek, dan portofolio.

Ø  Portofolio terdiri dari karya murid yang menampilkan penguasaan keterampilan tugas dan ekspresi dari materi yang dipelajari.

Ø  Projek adalah proses yang mampu menunjukkan kemampuan murid dalam mengolah keseluruhan pengetahuan yang telah mereka miliki, kedalam suatu hal yang lebih konkret, seperti karya atau kegiatan. Penugasan projek bisa dilakukan individu maupun kelompok. Dapat dilakukan oleh masing-masing mata pelajaran atau melaui beberapa projek penguatan Profil Pelajar Pancasila di sekolah.

Didalam implementasi format  asesmen alternatif proses belajar murid bisa dilihat dari banyak sisi, bukan sekedar tahu dan paham, akan tetapi lebih bisa dikembangkan. Misalkan dapat menaplikasikan suatu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari, refleksi murid terhadap pengetahuan yang telah dipelajari, dan sebagainya. Penerapan asesmen alternatif menuntut komitmen dalam mengevaluasi ketercapaian kompetensi pada capaian pembelajaran setiap murid.  Jadi kedua format asesmen dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan.




#Happy Writing
#70 Tulisan (21)

MEMAHAMI ASESMEN

 

Setelah mempelajari Perencanaan Pembelajaran yaitu merencanakan pembelajaran yang terstruktur dan kompeten, serta menjadikan pembelajaran sebagai hal yang menyenangkan, maka berikutnya adalah memahami asesmen. Modul pelatihan yang harus diselesaikan ada 3 modul antara lain, 1) Memahami Asesmen), 2) Menyiapkan Asesmen SMP-SMA/SMK, 3) Penggunaan Hasil Asesmen.

Memahami Asesmen

Asesmen merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan, dan pencapaian murid. Untuk memahami asesmen kita harus mengetahiu tentang: a) Prinsip dan Fungsi Asesmen, b) Metode dan Format Asesmen, c) Kurikulum dan Asesmen.

  Prinsip dan fungsi asesmen

a.       Asemen sebagai Bukti Pembelajaran

Asesmen merupakan salah satu bukti untuk memahami mproses pembelajaran yang akan, sedang, dan akan dilaksanakan. Asesmen merupakan tahap penilaian atau penghakiman untuk menentukan apakah murid kita berhasil menguasai materi yang telah di pelajari. Ketika kita memberitahukan bahwa akan apa penilaian, tak jarang dari mereka mengeluh dan memasang wajah muram. Bahkan kita sendiri di saat menjadi siswa mempunyai rasa yang sama ketika seorang guru ita memberitahu bahwa akan ada penilaian pada materi tertentu.

Apabila asesmen dipandang sebagai alat menghasilkan nilai maka informasi yang dihasilkan terbatas pada kontraproduktif dengan semangat pembelajaran. Asesmen tersebut hanya sebatas mengukur level pengetahuan saja tanpa memberi kesempatan untuk meningkatkan pencapaian sesuai dengan kemampuannya. Oleh karena itu asesmen yang demikian sudah tidak sesuai lagi untuk diterapkan seiring dengan kebutuhan murid dan perkembangan zaman.

Pada pembelajaran paradigma baru secara bertahap asesmen tidak lagi sekedar menjadi tahap pelaporan hasil belajar murid. Asesemen dipandang sebagai proses pengumpulan informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan, dan pencapaian belajar. Dengan demikian asesmen bertujuan untuk memantau atau memonitor kualitas pembelajaran. Selain itu asesmen berfungsi sebagai umpan balik perbaikan pembelajaran. Sehingga perkembangan belajar murid dapat teramati dari waktu ke waktu. Fungsi yang lain dari  asesmen yaitu sebagai alat untuk memetakan kemajuan belajar murid.

Melihat uraian di atas maka prinsip-prinsip asesmen sebagai berikut:

1.       Asesmen adalah bagian tak terpisahkan dari proses pembelajaran.

2.       Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi umpan balik

3.       Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya atau reliabel.

4.       Asesmen merupkan laporan kemajuan belajar dan pencapaian murid bersifat informatif

5.      Hasil asesmen digunakan oleh murid, guru, tenaga kependidikan, dan orang tua sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

Jadi asemen juga berguna bagi guru untuk mengevaluasi diri guna memperbaiki dalam mengelola pembelajaran dan meningkatkan pembelajaran itu sendiri.  Asesmen yang efektif akan membantu guru dalam mengambil keputusan apa yang akan diperbaiki.

b.      Asesmen as, for, of learning

Agar pelaksanaan asesmen sejalan dengan tujuan yang hendak dicapai  maka diperlukan pemahan mengenai karakteristik dan fungsi asesmen formatif dan sumatif.

·         Asesmen as learning (asesemen sebagai proses pembelajaran)

 Digunakan untuk melakukan refleksi pada proses pembelajaran. Asesmen as learning berfungsi sebagi asesmen formatif. Asesmen ini lebih meibatkan murid secara aktif, misalkan mereka dapat menilai dirinya sendiri (self assesment)  dan temannya/antar teman (peer assesment).  Pada penilaian diri murid dilbatkan untuk menentukan prosedur, krikteria ataupun rubrik pedomana asesmen. Penilaian diri dan antar teman bisa digunakan sebagai bahan refleksi diri bagi murid. Penilaian ini juga dapat digunakan guru untuk mengkonfirmasi capaian dan hasil belajar murid.

Bila meningat fungsi dari asesmen formatif yaitu mediagnosisi kemampuan awal dan kebutuhan belajar, umpan balik bagi murid dan guru dalam memperbaiki proses pembelajaran, memacu perubahan suasana kelas untuk meningkatakan motivasi belajar murid menjadi pembelajaran yang bermakna.

·       Asesmen for leaning(asesmen untuk pembelajaran)

Asesmen ini digunamakan untuk umpan balik pembelajaran, asesmen ini berfungsi sebagai asesmen formatif karena berorientasi pada proses pembelajaran supaya murid endapatkan umpan balik dalam melakukan perbaikan. Demikian juga dengan guru dapat memperbaiki cara mengajar atau memfasilitasi pembelajaran.

·       Asesmen of learning( asesmen pada akhir pembelajaran)

Asesmen ini digunakan untuk evaluasi pada akhir pembelajaran. Asesmen of learning ini berfungsi sebagai asesmen sumatif. Asesmen ini diberikan pada lingkup materi atau akhir semester. Fungsinya antara lain, 1) untuk mengetahui pencapaian belajar murid pada periode tertentu. 2) Mendapatkan nilai capaian belajar untuk dibandingkan dengan kriteria capaian yang telah ditetapkan. 3) umpan alik untuk merancang/perbaikan proses pembelajaran berikutnya. 4) melihat kekuatan dan kelemahan belajar pada murid. Teknik yang dapat digunakan bisa praktik, produk, projek, maupun tes tertulis. Untuk pendokumentasian dapat mengumpulkan produk hasil belajar murid berupa portofolio, rubrik, atau nilai beurpa angka. Satuan pendidikan dapat melakukan asesmen sumatif pada akhir semester jika satuan pendidikan merasa perlu mengkonfirmasi hasil sumatif akhir lingkup materi untuk mendapatkan data yang lebih lengkap. Asesmen sumatif  merupakan suatu pilihan.

Karakteristik asesmen formatif dan sumatif

asesmen formatif

asesmen sumatif

·   Terintegrasi dengan proses

·    Melibatkan murid

·  Memperhatikan kemajuan penguasaan murid

· Dilakukan setelah pembelajaran berakhir

·       Bersifat formal

·       Perlu perancangan instrumen

 

Jadi jika dirancang dengan tepat asesmen formatif maupun sumatif dapat menjadi umpan baik bagi guru dan sekolah untuk mengevaluasi evektivitas program pembelajaran.


#Happy Writing

#70 tulisan ( 20)

Senin, 16 Mei 2022

Mendidik dan Mengajar

 

           Materi berikutnya dari pelaksanaan PKP adalah Mendidik Menyeluruh, dari video materi dijelaskan sebagai berikut.

 Pemahaman terhadap kata pendidikan dan pengajaran kadang membingungkan. Penggabungan istilah tersebut dapat mengaburkan istilah yang sesungguhnya. Pengajaran adalah suatu cara menyampaikan ilmu atau manfaat bagi hidup anak-anak secara lahir maupun batin. Dengan demikian pengajaran adalah bagian dari pendidikan. Mengajar salah satu bagian dari mendidik.

Pendidikan sendiri adalah tempat menaburnya benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat sekaligus sebagai instrumen tumbuhnya unsur peradapan agar kebudayaan yang kita wariskan kepada anak-anak cucu kita di masa depan. Ki Hajar Dewantara mendefinisikan Pendidikan sebagai tuntunan, yaitu tuntunan dalam hidup tumbuhnya murid. Maka mendidik adalah menuntun segala kodrta yang ada pada murid, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Baik itu sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Murid diciptakan sebagi makhluk yang memiliki kodrat untuk mereka hidup dan tumbuh. Pendidik tidak dapat menentukan dan berkehendak akan hidup tumbuhnya murid. Yang bisa dilakukan oleh pendidik adalah menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan-kekuatan itu dengan mengerahkan segala daya upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti, pikiran dan jasmani murid agar dapat memperbaiki perilakunya. Bukan dasar hidup dan tumbuhnya itu.

Seperti seorang petani yang menanam padi dari beih sampai tumbuh bulir padi, mengusahakan kondisi yang terbaik agar padi dapat tumbuh sesuai kodratnya. Petani bisa saja memperbaiki keadaan tanaman padinya atau bahkan menghasilkan tanaman yang lebih besar daripada tanaman padi yang tidak dipeliharanya. Bagaimanapun ikhtiar terbaik yang dilakukan oleh petani untuk tumbuhnya padi tidak akan membuat tanaman padi itu tumbuh menjadi tanaman jagung atau tanaman lainnya.

Anak-anak tumbuh berdasarkan kekuatan kodratnya yang unik, tidak mungkin pendidik mengubahpadi menjadi jagung atau sebalinya. Seperti itulah peran pendidik yang bisa menuntun agar murid bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya. Pendidikan tidak hanya berbentuk pengajaran yang memberikan pengetahuan kepada murid tetapi mendidik keterampilan berpikir, mengembangkan kecerdasan batin, pada akhirnya murid dapat melancarkan hidup untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

Ilmu pengetahuan sangat diperlukan sebagai bagian dari pendidikan. Sebagai kunci untuk mengasah keterampilan berpikir, memajukan kecerdasan batin dan melancarkan hidup pada umumnya. Oleh karena itu pendidian pikiran(intelektual) murid sebaiknya dibangun setingi-tingginya. Seluas-luasnya, dan selebar-lebarnya untuk mewujudkan kehidupan lahir dan batin dengan sebaik-aiknya. Sebagai pendidik perlu adanya kecermatan dalam menempatkan pendidikan pikiran murid sesuai dengan konteks pendididkan nasional berdasarkan garis-garis bangsanya atau kultural nasional yang akan melengkapi, mempertajam, dan memperkaya pendidikan keterampilan berpikir murid.

Setiap murid memiliki kekuatan-kekuatan yang memerlukan tuntunan orang dewasa. Menuntun potensi murid bertujuan agar semakin baik adab atau perilakunya dan untuk mendapatkan kecerdasan yang luas. Sehingga ia terlidungi dari pengaruh-pengaruh yang menghambat bahkan melemahkan tumbuhnya potensi atau kekuatan dirinya. Ada murid yang tidak mempunyai kesempattan mendapatkan tuntunan yang baik, sehingga ia cenderung tidak dapat menumbuhkan dan mengembangkan potensinya dengan maksimal. Ada juga murid yang mendapatkan tuntunan dengan baik. Namun kekuatan atau potensinya tidak dapat tumbuh atau berkembang karena adanya pengaruh-pengaruh yang membatasi tumbuh kembanganya potensi yang ia miliki.

Sebagai orang dewasa kita berupaya membangun dan menjaga suasana lingkugan yang kondusif. Agar setiap murid dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya. Seumpama ada dua garis yang saling tarik-menarik dan saling mempengarui yang pada akhirnya berujung menjadi satu. Dua garis tersebut adalah garis dasar yang menggambarkan potensi dari murid. Serta garis keadaan yang menggambarkan kesempatan untuk berkembang. Kedua garis ini saling berhubungan  yang menurut ilmu pendidikan disebut konvergensi. Buah dari tuntunan kepada murid adalah berkembangnya akal budi murid yang mendorong terciptanya kebudayaan yang menjadi ciri khas dan dasar perubahan zaman di tengah-tengah kebudayaan negara lain. Hal itumembuat kita kadang-kadang khawatir akan tergerusnya kebudayaan bangsa Indonesia. Meskipun adat-istiadat atau kebiasaan di masyarakat berubah karena akal budi manusia juga berkembang, kebudayaan bangsa akan tetap ada. Menjadi pilar utama pendidikan nasional. Sebagai contoh kebudayaan gotong royong, membersihkan kelas, membersihkan selokan sekolah yang melibatkan murid dapat menumbuhkan karakter dan kecakapan sosial emosional.

Guru dapat memberikan praktek pembelajaran yang melibatkan kerja sama, empati, menghargai sesama dan berkontribusi sosial kepada sesama. Sehingga murid dapat menemukan dan terbekali dengan kebudayaan bangsa. Apabila secara terus –menerus ditumbuhkan maka kebudayaan bangsa akan semakin kuat. Tentunya akan membantu murid atas kehidupan dan penghidupannya. Yang paling utama dan paling penting yang dapat membantu keberlangsungan hidup sebagai bangsa Indonesia.

Lalu bagaimana dengan pembelajaran di kelas saat ini? Apakah kita sudah mendidik anak secara menyeluruh atau mungkin kita hanya sebats mengajar? Mari kita refleksikan bersma-sama.

Mengupas dari materi di atas ternyata selama kita mengajar kemungkinan besar banyak kekurangan dan kesalahan yang sudah dilakukan. Merasa dikejar oleh waktu dan target kurikulum yang seolah mengharuskan untuk menyelesaikan seluruh materi. Sehingga esensi dari pembelajaran untuk  mencapai tujuan pembelajaran terabaikan.


# Happy Writing

#70 tulisan (19) 


Halbi Berhadiah

Dokpri

Kesempatan untuk bertemu sengan teman-teman semasa SMA tidaklah mudah. Pada acara halal bi halal kemarin hanya 8 orang yang bisa hadir. Selain jarak yang begitu jauh, mengingat banyak teman yang bekerja dan tempat tinggalnya di luar kota, ada juga karena kepentingan yang lain. 

Saya yang biasanya jarang untuk bisa hadir saat reuni atau saat halal bi halal, kali ini berusaha untuk datang di acara tersebut. Kebetulan pelaksanaannya di hari Minggu, jelas libur kerja. Biasanya mereka mengadakan acara di hari Sabtu, nah ini yang sulit untuk bisa ikut. Berbeda dengan teman-teman yang libur di hari Sabtu dan Minggu karena lima hari kerja. Hal yang tidak bisa saya lakukan untuk ijin bersenang-senang dengan teman-teman, sementara haris meninggalkan kewajiban. 

Kebetulan juga lokasi halal bi halal tidak jauh dari rumah. Naik motor tidak sampai 10 menit mencapai lokasi, yaitu di "Warung Daun" Purwodadi.  menggunakan dresscode atasan putih dan bawahan jeans  jadi nampak segar. Lumayan sih pakai blouse putih tidak harus beli lagi. Saya pakai blouse yang kadang digunakan untuk ngajar dihari Rabu, hehehe. 

Meski yang hadir untuk kelas saya hanya 8 orang tapi cukup untuk mengenang masa-masa SMA. Total yang hadir sekitar 80an, meskipun kadang lupa yang ini siapa, saat muda yang mana, begitu dalam hati. Karena saya paling jarang berinteraksi dengan jelas lain. Kelas lain juga banyak yang tidak mengenal saya pastinya. 

Di acara tersebut tiap kelas wajib untuk menyanyika  2 buah lagu. Ini yang paling tidak saya suka karena harus joget sambil nyanyi yang lagunya tidak hafal. Hampir dari semuanya menyontek di telepon genggam. 

Kelas saya nyanyi gk seseru kelas lain dengan gaya tik tok atau inovasi model sekarang. Mungkin begitu kelas fisika, terbukti kelas fisika 1 juga sama gayanya, nyontek pula(hahaha). Setelah giliran menyanyi selesai saya segera pamit pulang lebih dulu, karena harus segera melanjutkan membuka aplikasi patihan Sekolah Penggerak.
 
Sebelum pulang saya mengambil souvenir yang ada di panitia. Jadi setiap teman yang hadir akan mendapatkan souvenir. 

Semoga teman-teman donatur yang telah menyisihkan  sebagian rizkinya diberikan keberkahan atas kebaikannya, diberikan kesehatan sehingga dapat bertemu lagi di kesempatan yang lain. Mereka suka berbagi dengan teman di setiap kegiatan. Sebenarnya saya tidak tahu persis siapa saja para donator, yang jelas mereka teman satu angkatan. 
Saling menguatkan, saling mendoakan adalah hal yang paling penting dalam kehidupan ini. Semoga jalinan tali silaturahmi tetap terjaga. 

Sampai di rumah saya segera mengerjakan tugas-tugas pelatihan secara daring. Sampai tertidur karena capek melihat monitor telepon genggam. Saya bangun saat adik memanggil-manggil saya kare a ada tamu. Ternyata teman SMA satu kelas yang ketemu si acara halal bi halal. Dia hanya memberikan amplop saja dan memberi  kabar bahwa pada acara menyanyi tadi mendapat peringkat juara harapan 3. Alhamdulillah, amplop tersebut berisi uang yang dibagi menjadi 8 orang yang datang saja. 

Banyak rizki yang didapatkan dari acara tadi. Barokalloh, sering-sering ya acara seperti ini tapi acaranya di hari libur saja, biar saya bisa ikut. 😃

#Happy Writing
#70 tulisan (18) 

Minggu, 15 Mei 2022

Selamat Jalan Babe

 

https://www.instagram.com/p/CQ_UaF2tagT/?igshid=YmMyMTA2M2Y=

Ketika akan melaksanakan shalat isya', terdengar telephone genggam saya berdering. Ternyata teman ngajar yang menilphon, saya kira dia mau bertanya tentang modul, ternyata di memberi kabar duka. Seorang sahabat yang kegemarannya bersedekah. Beliau bernama bapak Agus Nur Sochi. Teman-teman guru muda yang merupakan alumnus dari sekolah saya memanggilnya dengan sebutan Babe. Beliau rekan guru mengajar mapel olahraga di sekolah saya. 

Serasa tak percaya dengan berita ini, akan tetapi putra Babe telah memberi kabar di grup WhatsApp  sekolah bila ayahnya telah meninggal dunia. Innalillahi wainnailaihi rojiun. Semua teman memberikan ucapan bela sungkawa dengan emoji menangis. Semua tak menduga secepat itu beliau meninggalkan kami. Kemarin masih bercanda, duduk di teras masjid sekolah. Kami tak menyadari bahwa kemarin adalah dhuhur terakhir menjadi imam di masjid La Tahzan yaitu masjid sekolah. 


Ini adalah makan siang terakhir bersama beliau. Juga foto terakhir akan tetapi dari ketiga foto beliau tidak nampak wajahnya. Hanya kelihatan lengan badannya di ujung foto. Karena setelah hari itu besoknya masih ada acara makan-makan tetapi beliau tidak datang. 

Almarhum adalah orang baik yang suka bersedekah makanan. Hampir setiap hari membawa camilan untuk teman-teman. Setiap hari Jumat bersedekah kolak kacang hijau untuk teman-teman di sekolah. Tak jarang juga bersedekah untuk para polisi cepek di persimpangan jalan. 

Selamat jalan sahabat, selamat jalan Babe, semoga amal baik yang sudah ditanam akan tumbuh menjadi ibadah dan diterima oleh Allah.  Segala kekhilafannya mendapatkan ampunanNya. Orang banyak pasti akan selalu mengenang kebaikanmu. 

Besok tidak ada lagi canda tawa di bawah tenda bersamamu. Tiap hari menyediakan kue kudapan. Mbak Indah pasti sedih karena tidak ada lagi yang dibautkan kopi tanpa gula. Tidak ada lagi yang menyuruhnya membuat kolak kacang hijau tiap hati Jumat. 

Semoga almarhum Babe berada tenang di tempat yang paling indah di surganya Allah. 

Alfatihah..... 

#Happy Writing

#70 tulisan(17)

Jumat, 13 Mei 2022

Mengenali Diri dan Memahami Diri Perannya Sebagai Pendidik

 

foto: internet

Materi awal dari pelatihan komite pembelajaran salah satunya adalah topik Merdeka Belajar. salahsatu materi yang sudah saya pelajari pada modul 1 adalah tentang mengenali dan memahami diri sebagai pendidik. Sebagai guru sebelum mengenali karakterisitik murid tentunya harus bisa mengenali dan memahami diri sendiri. Bagaimana mungkin bila tidak bisa memahami diri sendiri bakan bisa memahami murid-muridnya. 

Memahami karakteristik dan kebutuhan murid sudah menjadi keharusan bagi seorang guru. Untuk bisa mengenali karakterisitk dari murid maka harus dimulai dari diri sendiri, yaitu mengenali kekuatan dan kelemahan diri. Saat kita memutuskan menjadi guru apa yang ada dipikiran kita, mengapa ingin menjadi pendidik, bagaimana perjalan perjuangan sehingga akhirnya sampai di profesi hebat ini? Pertanyaan ini mengingatkan pada diri sendiri yang awalnya enggan untuk menjadi seorang guru. Akan tetapi dengan menjadi guru yang  hadir setiap hari untuk murid-murid, hadir untuk menjadi kapasitas diri, misalnya melalui pelatihan-pelatihan atau media microlearning ini. Kita telah menyadari kebutuhan untuk terus belajar secara mandiri. Apapun profesi yang dijalani, kita memang perlu untuk terus belajar. Demikian juga peran kita sebagai pendidik/guru, kita perlu terus belajar agar bisa menghantarkan murid-murid untuk berdaya dan menjadi manusia merdeka.

Dengan kesadaran untuk terus belajar secara mandiri kita telah mengatur diri sendiri. Ini adalah bagian dari perjalanan kita menjadi menjadi manusia merdeka. Menurut Ki Hajar Dewantara, “Manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya bersandar pada kekuatan sendiri baik lahir maupun batin, tidak tergantung pada orang lain”. Jika kita mengharapkan murid-murid kita kelak menjadi pribadi yang mandiri dan merdeka, tentunya penting untuk mereka mengenali diri, berdaya untuk menentukan tujuan dan kebutuhan belajarnya yang relevan dan kontekstual terhadap diri dan lingkungannya. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara dalam Dasar-dasar Pendidikan. Maksud dari pendidikan itu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat encapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Salah satu langkah awal dari kita sebagai pendidik adalah bagaimana kita memaknai dan menghayati pribadi kita sebagai manusia yang merdeka dan terus belajar. Murid-murid kita kini mempunyai cara belajar yang sungguh berbeda dengan kita dahulu. Mereka sangat fasih dengan teknologi. Menjadikan internet sebagi sumber belajar utama. Mereka bisa dengan cepat mencari dan mengkonfirmasi pengetahuan dengan teknologi dalam genggaman. Mereka bisa menjangkau pengetahuan sekalipun tanpa kita berikan. Kemudian kita perlu menyelaraskan agar bisa menjadi pendidik yang relevan dengan konteks zaman. Murid-murid saat ini sudah berbeda jauh dengan kita. Namun mereka tetap butuh sosok pendidik.  Seperti yang pernah disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara bahwa mendidik itu menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya(bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.

Kemudian apa peran kita sebagai pendidik untuk dapat menuntun kekuatan kodrat dari murid-murid kita ? Sebagai pendidik kehadiran kita sangat dibutuhkan terutama dalam mendidik perilaku sebagai kekuatan kodrat pada diri anak-anak.  Kita mengarahkan dan membimbing seolah kita sedang menyemaikan benih yang harus kita rawat dan dijaga agar menjadi tanaman yang subur sehingga kelak dapat dipanen.  Didalam mendidik murid diberikan kebebasan akan tetapi tetap diberikan tuntunan agar tidak kehilangan arah. Dengan demikian  dapat dikatakan kita menjaga hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat murid-murid kita dengan selalu memberikan kebebasan akan tetapi tetap dituntun.

Marilah kita sebagai pendidik selalu berusaha untuk meningkatkan kapasitas diri. Kita terus belajar demi meraih tujuan pendidikan menjadi manusia merdeka yang kelak akan menuntun muri-murid kita menjadi manusia merdeka pula.


#Happy Writing

# 70 tulisan(16)

Rabu, 11 Mei 2022

PEMBUKAAN PELAKSANAAN PKP (2)

 Sambutan yang kedua oleh Dirjen GTK yaitu Bapak Iwan Syahrir. Beliau mengapresiasi Program Sekolah Penggerak yang berfokus pada pengembangan hasil nbelajar secara holistik. Dirjen GTK berharap kepada para kepala sekolah, tenaga pendidik dan pengawas sekolah dapat ,engikuti pelatihan secara maksimal dan dapat menjalankan tugas dengan baik.

Kemudian beliau mengajak membayangkan 30 tahun yang lalu, yaitu tahun 1992. Konsisi di taun tersebut sangat jauh berbeda dengan kondisi saat ini di tahun 2022. Pada 30 tahun yang lalu kita tidak dapat membayangkan kondisi saat ini. Kalau mengingat pda tahun1992 saya belum mempunyai telephon genggam, belum ada telephon pintar, tidak ada internet seperti saat ini. Dan kita juga tidak bisa membayangkan apabila alat komunikasi bisa secanggih saat ini. JaDibila melihat perkembangan teknologi yang pesat berarti kita mengawal pendidikan untuk jaman yang semakin berubah dan semakin distruktif.

Beberapa tahun yang lalu para ahli menyatakan 85% dari bidang pekerjaan ditahun 2030 belum ada pada saat itu. Dengan kata lain bagaimana kita bisa mengawal untuk 30 tahun ke depan. Hal ini menjadi tantangan pagi para pendidik untuk menghantarkan para peserta didik menghadapi tantangan tersebut. Pendidikan yang seperti apa yang harus diterapkan untuk menghantarkan peserta didik menghadapai zaman yang semakin distruktif.Merdeka Belajar adalah jawaban dari semua itu. Inspirasi dari Merdeka Belajar adalah konsep fundamental dari Ki Hajar Dewantara, yaitu:

1.       Ing ngarso sung tuladha, yang artinya guru atau pendidik sebagai tauladan bagi siswa dan masyarakat sekitar.

2.       Ing madya mangun karsa, artinya sebagai pendidik harus dapat membangkitkan dan menguatkan semangat belajar atau memberikan motivasi.

3.       Tut wuri handayani, yang berarti di belakang dapat mewujudkan insan-insan yang mandiri ata merdeka.

Tujuan utama dari Merdeka Belajar adalah murid/siswa. Tumbuh kembang siswa harus dijaga secara holistik, dalam bahasa Ki Hajar adalah budipekerti. Budipekerti terdiri dari cipta, rasa, karsa, dan raga. Bagaimana kita melakukan pendidikan yang holistik yaitu dengan mengolah rasa artinya menajamkan pikiran, olah rasa dengan maksud menghaluskan perasaan, olah karsa yaitu menguatkan kemauan, dan olah raga untuk meyehatkan jasmani.

Dalam melaksanakan pedidikan holistik pada jaman yang semakin berubah ini pemerintah telah mengganti UN dengan AN. Pada Ujian Nasianal difokuskan pada konten bahasa, ilmu pengetahuan alam, matematika, pada Asesmen Nasioanal difokuskan pada literasi, numerasi dan karakter yang merupakan pondasi yang ada di lintas mata pelajaran. Ketika konten semakin usang karena adanya perubahan zaman yang semakin cepat maka dengan keterampilan akan mengolah informasi dan karakter yang bagus, anak-anak akan  menjadi sangat mudah untuk menghadapi perubahan zaman.

Sementara itu tujuan dari profil SDM masa depan dan profil pelajar Pancasila diharapkan memiliki karakter yang bagus, menjadi pembelajar sepanjang hayat, berkompetensi global, dan memiliki kepribadian Indonesia yang tidak lain adalah Pancasila.  Profil pelajar Pancasila bila dijabarkan terdapat 6 elemen, antara lain; Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, Kreatif, Bergotong royong, Kebhinekaan Global, Bernalar Kritis, dan Mandiri.

Dalam merdeka belajar sekolah merupakan unit utama dalam melakukan inovasi. Kepala sekolah merupakan pemimpin dalam melaksanakan inovasi untuk menghasilkan terobosan-terobosan dalam memperbaiki pembelajaran. Dengan demikian diperlukan keberanian untuk berinovasi serta berani mengambil resiko dan berani untuk gagal. Sehingga pada akhirnya dapat menemukan progres yang baik untuk menuju hasil yang diinginkan.

Visi sekolah dari sekolah yang diharapkan ada 4, yaitu:

1.       Filosofi utama sekolah harus berpihak pada murid/siswa

2.       Lingkungan sekolah haruslah aman, nyaman, inklusif dan menyenangkan

3.       Budaya sekolah senang belajar dan berbagi

4.       Kinerja sekolah semakin baik dari waktu kewaktu

Visi sekolah tersebut dapat dicapai dengan berbagai cara, salah satunya adalah program sekolah penggerak. Sekolah Penggerak fokusnya kepada siswa/murid dan harus menghasilkan hasil belajar yang  holistik dalam mewujudkan profil pelajar Pancasila. Dalam merdeka belajar perubahan utama dalam belajar  adalah swadaya masyarakatnya(SDM). Oleh karena itu proses seleksi dari sekolah penggerak adalah SDM dari para pemimpin sekolah. Program sekolah penggerak diharapkan dapat mengakselerasi dimanapun level sekolah itu dengan SDM yang baik, dalam jangka waktu 2 sampai 3 tahun manghasilkan penngkatan hasil belajar siswanya. Program ini dilakukan dengan lima intervensi, pendampingan konsultatif dan asimetris. Tidak semua cara mendampingi sekolah itu sama, karena tiap sekolah memiliki ekosistem yang berbeda. Dengan menggunakan kurikulum merdeka, dengan menggunakan platform merdeka mengajar, dan juga dengan perencanaan berbasis data.

Semoga dengan terwujudnya program ini sehingga dapat menghasilkan ekosistem sekolah yang diharapkan, menghasilkan manfaat, menghasilkan peningkatan mutu pendidikan selama 3 tahun ajaran. Diharapkan pula sekolah penggerak tersebut dapat berbagi kesekolah-sekolah di sekitanya. ESensi dari sekolah penggerak itu adalah gotong royong, sehingga apabila sekolah terjadi peningkatan maka tidak bisa sendirian sehingga harus mengajak sekolah di sekitarnya untuk menjadi lebih bagus juga.

Para guru dan orang tua dituntut untuk dapat bergerak di ruang nyaman dengan ketidaknyamanan. Mengapa demikian, karena kita dituntut untuk dapat berubah. Apabila kita ingin menghasilkan generasi baru dan pembaharu, maka kita juga dituntut terus belajar untuk bisa menyikapi perubahan tersebut dengan bijak. Dirjen GTK berharap agar kita terus belajar sepanjang hayat dan berbagi, saling membantu dan saling menguatkan. Beliau jga mengingatkan bahwa pelatihan ini dilakukan secara daring sehingga banyak dinamikanya dan tentunya belajar akan semakin cepat. Akan tetapi pada saat yang bersamaan tentunya ada tantangan, misalkan tidak ada sinyal, semangat semakin menurun dan sebagainya, oleh karena itu harus saling membantu dan saling menguatkan.

Dirjen GTK juga yakin guru-guru Indonesia selama pandemi bisa berubah dan bisa memanfaatkan sekecil apapun kondisi yang ada bisa bergerak dan bisa berubah. Dengan semangat gotong royong sehingga bisa mencapai tujuan bersama. Harapan beliau kita terus menjada komitmen untuk  berkolaborasi, bergotong royong menciptakan dan  menguatkan pelaksanaan pembelajaran yang menyenangkan murid-murid kita diberbagai kelas di seluruh Indonesia. Harapan tersebut bisa terlaksana jika semua peserta pelatihan dapat mengikutikegiatan dengan sebaik-baiknya. Belajar itu tidak linier  dan tidak innstan, akan tetapi bisa berulang-ulang dengan cara yang berbeda karena belajar merupakan proses.

 Semoga kita bisa memaksimalkan pengalaman belajar di pelatihan ini, sesi motivasi dan dari pengalaman yang di dapat menjadi praktik baik. Dapat mengimplementasikan serta menjadi  inspirasi pemangku kepentingan di daerah masing-masing. Kemudian Dirjen GTK berharap pada para pengawas untuk dapat bertransformasi menjadi pemberdaya dan penggerak bagi ekosistem sekolah. Saat ini filososfi pengawas berbeda dengan sebelumnya. Pengawas dalam filosofi Merdeka Belajar adalah teman bagi para guru, menjadi konsultan dan mendampingi para guru. Diharapkan juga pengawas melakukan  fasilitasi dan coaching kepada komite pembelajaran khususnya kepala sekolah. Mendorong tumbuhnya komunitas praktisi yang senang dan haus akan belajar dan berbagi praktik baik agar pembelajaran lebih baik lagi.

Ucapan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada para fasilitator yang memiliki daya juang untuk mendampingi sekolah penggerak. Diharapkan fasilitatordi sekolah penggerak juga menjadi teman belajar bagi kepala sekolah, guru, tenaga kenpendidikan di satuan pendidikan, mendorong kolaborasi, mengembangkan kompetensi, mengembangkan komunitas praktisi dan melakukan monitoring perkembangan dan kemajuan dari semua pemangku kepentingan yang ada.

Ucapan terima kasih yang tak terhingga dari Dirjen GTK juga disampaikan untuk semua guru yang telah meluangkan waktu bahkan bagian dari hidupnya untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas untuk anak bangsa.  Kemudian secara resmi Dirjen GTK membuka pelatihan PKP dengan ucapan Basmalah.


#Happy Writing

# 70 tulisan (15)

Pembukaan Pelaksanaan PKP (1)

 Pelaksanaan PKP program sekolah pengerak dimulai hari ini, hari kedua setelah kembali beraktivitas. Satu minggu lamanya melaksanakan cuti bersama untuk merayakan hari raya Idul Fitri. Acara pembukaan PKP Program Sekolah Penggerak dilaksanakan secara daring menggunakan aplikasi zoom meeting dan kanal youtube. Peserta dari seluruh wilayah Indonesia sehingga aplikasi zoom tidak dapat menampung secara keseluruhan. Sebagian besar peserta mengikuti di kanal youtube.

Setelah acara halal bi halal bersama siswa di sekolah selesai , saya segera mempersiapkan diri untuk mengikuti acara pembukaan. Ternyata aplikasi Zoom sudah penuh sehingga hanya bisa mengikuti melalui kanal youtube. Memilih ruang laboratorium IPA untuk kemudahan akses internet agar dapat mengikuti acara pembukaan hingga akhir.

Acara pembukaan diawali laporan dari direktur kepala sekolah, pengawas sekolah dan tenaga kependidikan Bapak Praptono. Dalam laporannya kepada Dirjen GTK, beliau menyampaikan bahwa pelkasnaan PKP Program Sekolah Penggerak sudah mengalami penyempurnaan dari pelatihan angkatan 1 sebelumnya. Tujuan dari pelatihan ini untuk memahamkan para peserta pada program sekolah penggerak, kurikulum merdeka,  profil pelajar Pancasila, serta implikasinya dalam pembelajaran. Sesuai perannya masing-masing. Sedangkan peserta dari kegiatan ini terdiri dari kepala sekolah, pengawas sekolah, guru mapel, dan  guru kelas. Mereka ini adalah pelaku utama dalam [endidikan yang ada kaitannya dengan penetapan satuan pendidikan.

Program Sekolah Penggerak angkatan ke2 ini sebagai penyelengaranya adalah PPPPTK dengan melibatkan para pimpinan diprogram guru penggerak. Jenjang yang dilibatkan adalah PAUD, SD, SMP, SMA yang merupak satu kelompok, kemudian ada SLB serta pengawas sekolah. Struktur program pelatihan terdiri dari 3 program, yaitu kepala sekolah dan guru (84 jp), BK (84 jp), dan pengawas sekolah (120 jp). Terdiri dari sinkronus dan asinkronus.

Dalam laporannya Bapak Praptono menjelaskan bahwa pelatihan ini adalah pelatihan yang fenomenal karena dalam waktu yang bersamaan akan melatih kepala sekolah sejumlah 6473 orang, guru sebanyak 29.543 orang dan pengawas 4207 orang. Total jumlah dari seluruh peserta adalah 40.223 orang. Dalam sejarah pelatihan untuk guru baru kali ini dengan jumlah yang besar untuk mendapatkan peningkatan kompetensi dalam rangka mengimplementasikan Merdeka Belajar. Sementara itu narasumber untuk kepala sekolah dan guru sejumlah 1222 orang sebagai fasilitator sekolah pengggerak yang sudah dibekali secara intensif. Untuk pengawas terdapat 660 orang narasumber, dan untuk BK sebanyak 112 orang narasumber.

Harapan dari Bapak Praptono  dengan melalui pelatihan ini para peserta dapat menerapkan serta mendesiminasikan pada guru yang lain di sekolah masing-masing.


#Happy Writing

# 70 tulisan (14)

Senin, 09 Mei 2022

SOSIALISASI IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan, pengertian kurikulum merdeka belajar adalah suatu kurikulum pembelajaran yang mengacu pada pendekatan bakat dan minat. Kurikulum Merdeka diberikan kepada satuan pendidikan sebagai langkah dalam pemulihan pembelajaran. Kurikulum Merdeka ini dikeluarkan yang merupakan  kebijakan dari kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (kemendikburistek). Terkait dengan masa pandemi Covid-19 pemerintah juga mengeluarkan kebijakan kurikulum yang disederhanakan atau kurikulum darurat yang memudahkan satuan pendidikan untuk mengelola pembelajaran. Dalam pemulihan pembelajaran, sekolah diberikan kebebasab menentukan kurikulum yang akan dipilih.

SMPN 1 Beji merupakan salah satu dari sekolah  yang lolos  pada program sekolah penggerak. Dengan demikian  satuan pendidikan berupaya untuk menyelenggarakan kegiatan sosialasisasi  tentang kurikulum merdeka.  Adapun tujuannya membekali para tenaga pendidik dan kependidikan untuk memahami tentang kurikulum merdeka. Kegiatan sosialisasi IKM diadakan di hotel Arayana Trawas, dengan narasumber dari LPMP provinsi Jawa Timur yaitu Dr. Dwi Ilham Rahardjo, M.Pd.

Kegiatan sosialisasi IKM dilaksanakan pada tanggal 6 Mei 2022 hari Jumat, masih dalam suasana lebaran. Terbatasnya  waktu sehingga dilakukan lebih awal sekalian dengan acara halal bi halal keluarga besar SMPN 1 Beji. Sebenarnya  satu hari tidaklah mencukupi untuk memahami tentang kurikulum merdeka.Tahun pelajaran 2022-2023 SMPN 1 Beji harus mulai melaksanakan kurikulum merdeka untuk kelas 7. Sehingga sebelum tahun ajaran baru komponen kurikulum operasional satuan pendidikan harus sudah dipersiapkan. 

Goal dari kurikulum merdeka belajar adalah meningkatkan kualitas pembelajaran. Kuncinya ada pada peningkatan kapasitas pembelajaran dan dimasukkan pada program sekolah. Untuk itu konsep dari kurikulum merdeka harus benar-benar dikuasai. 

Karakteristik utama dari kurikulum merdeka yang bertujuan untuk pemulihan pembelajaran antara lain:

  • Pembelajaran berbasis proyek untuk mengembangkan keterampilan dan karakter peserta didik sesuai dengan profil pelajar Pancasila
  • Fokus pada materi esensial sehingga dapat mengembangkan kemampuan literasi dan numerasi
  • Pembelajaran berdiferensiasi sesuai dengan kemampuan peserta didik serta disesuaikan dengan konteks dan  muatan lokal
Serasa masih kurang ilmu yang didapatkan dari sosialisasi IKM kemarin, karena baru mengupas kulitnya saja. Lebih mendalam akan dilanjutkan pada kegitan implementasi kurikulum merdeka tahap kedua yang akan diselenggarakan di sekolah. Semoga yang sedikit dapat membawa manfaat sehingga dapat melaksanakan program sekolah penggerak dengan penuh semangat.


#Happy Writing

#70 tulisan (6)



MERAIH PENGHARGAAN ADIWIYATA MANDIRI

  Dok. Pribadi Setelah gagal tahun lalu dalam meraih penghargaan Sekolah Adiwiyata Mandiri,  tidaklah menyurutkan semangat SMPN 1 Beji untuk...