Materi awal dari pelatihan komite pembelajaran salah satunya adalah topik Merdeka Belajar. salahsatu materi yang sudah saya pelajari pada modul 1 adalah tentang mengenali dan memahami diri sebagai pendidik. Sebagai guru sebelum mengenali karakterisitik murid tentunya harus bisa mengenali dan memahami diri sendiri. Bagaimana mungkin bila tidak bisa memahami diri sendiri bakan bisa memahami murid-muridnya.
Memahami karakteristik dan
kebutuhan murid sudah menjadi keharusan bagi seorang guru. Untuk bisa mengenali
karakterisitk dari murid maka harus dimulai dari diri sendiri, yaitu mengenali
kekuatan dan kelemahan diri. Saat kita memutuskan menjadi guru apa yang ada
dipikiran kita, mengapa ingin menjadi pendidik, bagaimana perjalan perjuangan
sehingga akhirnya sampai di profesi hebat ini? Pertanyaan ini mengingatkan pada
diri sendiri yang awalnya enggan untuk menjadi seorang guru. Akan tetapi dengan
menjadi guru yang hadir setiap hari
untuk murid-murid, hadir untuk menjadi kapasitas diri, misalnya melalui pelatihan-pelatihan
atau media microlearning ini. Kita telah menyadari kebutuhan untuk terus
belajar secara mandiri. Apapun profesi yang dijalani, kita memang perlu untuk
terus belajar. Demikian juga peran kita sebagai pendidik/guru, kita perlu terus
belajar agar bisa menghantarkan murid-murid untuk berdaya dan menjadi manusia
merdeka.
Dengan kesadaran untuk terus
belajar secara mandiri kita telah mengatur diri sendiri. Ini adalah bagian dari
perjalanan kita menjadi menjadi manusia merdeka. Menurut Ki Hajar Dewantara, “Manusia
merdeka adalah manusia yang hidupnya bersandar pada kekuatan sendiri baik lahir
maupun batin, tidak tergantung pada orang lain”. Jika kita mengharapkan
murid-murid kita kelak menjadi pribadi yang mandiri dan merdeka, tentunya
penting untuk mereka mengenali diri, berdaya untuk menentukan tujuan dan
kebutuhan belajarnya yang relevan dan kontekstual terhadap diri dan
lingkungannya. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara dalam
Dasar-dasar Pendidikan. Maksud dari pendidikan itu menuntun segala kekuatan
kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat encapai keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya, baik sebagai manusia maupun sebagai anggota
masyarakat.
Salah satu langkah awal dari kita
sebagai pendidik adalah bagaimana kita memaknai dan menghayati pribadi kita
sebagai manusia yang merdeka dan terus belajar. Murid-murid kita kini mempunyai
cara belajar yang sungguh berbeda dengan kita dahulu. Mereka sangat fasih
dengan teknologi. Menjadikan internet sebagi sumber belajar utama. Mereka bisa
dengan cepat mencari dan mengkonfirmasi pengetahuan dengan teknologi dalam
genggaman. Mereka bisa menjangkau pengetahuan sekalipun tanpa kita berikan. Kemudian
kita perlu menyelaraskan agar bisa menjadi pendidik yang relevan dengan konteks
zaman. Murid-murid saat ini sudah berbeda jauh dengan kita. Namun mereka tetap
butuh sosok pendidik. Seperti yang pernah
disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara bahwa mendidik itu menuntun tumbuh atau
hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki
lakunya(bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.
Kemudian apa peran kita sebagai
pendidik untuk dapat menuntun kekuatan kodrat dari murid-murid kita ? Sebagai
pendidik kehadiran kita sangat dibutuhkan terutama dalam mendidik perilaku sebagai
kekuatan kodrat pada diri anak-anak. Kita
mengarahkan dan membimbing seolah kita sedang menyemaikan benih yang harus kita
rawat dan dijaga agar menjadi tanaman yang subur sehingga kelak dapat dipanen. Didalam mendidik murid diberikan kebebasan
akan tetapi tetap diberikan tuntunan agar tidak kehilangan arah. Dengan demikian
dapat dikatakan kita menjaga hidup dan
tumbuhnya kekuatan kodrat murid-murid kita dengan selalu memberikan kebebasan
akan tetapi tetap dituntun.
Marilah kita sebagai pendidik selalu berusaha untuk meningkatkan kapasitas diri. Kita terus belajar demi meraih tujuan pendidikan menjadi manusia merdeka yang kelak akan menuntun muri-murid kita menjadi manusia merdeka pula.
#Happy Writing
# 70 tulisan(16)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar