Semenjak kecil di rumah sudah dibiasakan membaca. Mulai dari komik yang waktu itu lagi jaya-jayanya. Gundala, Mahabarata, Godam, Si Buta dari Goa Hantu, Popeye, Tintin, Supermen, Tarzan, dan masih banyak yang lainnya. Hampir di setiap malam Minggu Bapak menyewakan beberapa komik untuk bekal membaca di hari Minggu. Ketika memasuki masa biru putih saya mulai suka menulis di buku harian. Kebiasan itu saya lakukan sampai masa kuliah dan berhenti menulis buku harian saat ada seseorang yang tidak saya kenal membaca buku harian saya. Kesal? Ya, karena buku harian bersifat privacy.
Menulis berlanjut lagi tetapi sebatas pada karya ilmiah, seperti laporan penelitian tindakan kelas dan artikel ilmiah. Itu pun saya lakukan setahun sekali, hanya sekedar untuk memenuhi kewajiban pengembangan keprofesian berkelanjutan.
Semakin berumur ternyata keinginan untuk menulis makin kuat. Apalagi ada motivasi dari sudara yang penulis juga. Pada usia yang tak lagi muda, tepatnya setengah abad saya mulai belajar menulis online. Kemudian adanya pandemi Covid-19 menyebabkan saya mengikuti pelatihan menulis buku lagi dan lahirlah buku antologi yang pertama yaitu Rona-Rona Corona.
September tahun 2021 mengenal grup menulis PMA yang dinahkodai Bunda Kanjeng. Semakin bergaul dengan para komunitas menulis ternyata kesukaan menulis semakin kuat. sehingga menyadi suatu kesenangna dan kepuasan tersendiri. Dari komunitas PMA saya melahirkan beberapa buku antologi. Buku antologi pertama dari komunitas PMA adalah MELATI DI TAMAN HATI. Buku yang beisikan memoar kebersamaan berama ibu tercinta.
Di tengah perjalanan mengikuti komunitas menulis akhirnya saya mengikuti kelas Belajar Menulis bersama Om Jay. Tergabung pada gelombang 23 kelas Belajar Menulis. Dari sinilah saya berlatih menulis resum dari beberapa narasumber yang ditulis dalam blog pribadi hingga akhirnya lahirlah buku solo perdana saya atau buku yang ditulis sendiri dengan judul CATATAN 20 HARI BELAJAR MENULIS ONLINE. Betapa senangnya bisa menulis dan menghasilkan buku solo.
Baberapa karya antologi bersama komunitas PMA antara lain:
Setelah
memahami tentang konsep asesmen secara keseluruhan yang merupakan salah satu
cara untuk mendapatkan informasi apakah tujuan pembelajaran tercapai dengan
baik, materi selanjutnya yang dipelajari dalam pelatihan komite penggerak
adalah materi menyiapkan asesmen. Seperti yang telah kita ketahui pelaksanaan
asesmen harus berpusat pada murid dan penyiapannya disesuaikan dengan tujuan pembelajaran
dan kompetensi yang ingin dicapai. Agar asesmen pelaksanaan asesmen berjalan
efektif dan tepat sasaran maka perlu persiapan yang baik.
Persiapan
awal yang harus dilakukan pada saat menyiapkan asesmen adalah mengetahui
kondisi murid. Tiap murid mempunyai latar belakang, pengalaman, tingkat
kematangan yang berbeda meskipun berada
di kelas yang sama. Untuk itu sebagai guru perlu untuk memahami kondisi murid dengan
melakukan identifikasi dengan menggunakan asesmen diagnostik. Asesmen dilakukan
untuk memetakan murid berdasarkan kemampuannya, guru mengajar sesuai kemampuan murid.
Sedangkan asesmen diagnostik digunakan untuk mengidentifikasi kompetensi,
kekuatan dan kelemahan murid. Hasilnya digunakan guru sebagi rujukandalam
merencanakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan pembelajaran murid.
Tahap-tahap penyusunan asesmen diagnostik antara
lain:
1)menganalisa
rapot murid tahun sebelumnya
2)identifikasi
kompetensi
3)menyusun
istrumen untuk mengukur kompetensi peserta didik( unjuk keterampilan, ceklis,
tes, hasil observasi)
4)menggali
informasi tentang murid, seperti latar belakang keluarga, motivasi, minat,
serta ketersediaan sarana dan prasarana
belajar
5)melaksanakan
asesmen dan mengolah hasil
6)menggunakan
data asesmen untuk merencanakan pembelajaran yang lebih bermakna dan tepat sasaran
Apabila sudah memperoleh data dari
hasil diagnostik, guru dapat melihat pemetaan kemampuan murid lebih jelas. Untuk
kelompok mahir guru dapat memberikan tantangan atau kegiatan pengayaan yang
sesuai. Untuk kelompok berkembang dapat diberikan modifikasi tugas, panduan,
dan latihan sesuai dengan kebutuhannya.
Asesmen diagnostik dapat dilakukan
pada awal tahun ajaran diminggu-minggu pertama untuk memetakan murid, sehingga
mereka medapatkan pendampingan yang sesuai dengan kebutuhannya. Asesmen diagnostik bisa juga dilakukan pada bahasan
awal materi baru. Asesmen diagnostik dilakukan pada kompetensi-kompetensi yang
penting diketahui oleh guru dari awal. Guru boleh menentukan instrumen asesmen
sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tujuan asesmen. Tahapan penyususnan
diagnostik juga dapat disederhanakan. Sebagai contoh bila asesmen diagnostik dilakukan
dalam lingkup materi maka tahap 4 boleh dihilangkan.
Dari penjelasan di atas sebagai guru
marilah kita mencoba untuk memperbaiki dalam membuat asesmen. Dalam memulai
pembelajaran asesmen diagnostik ini sangat dibutuhkan untuk mengetahui
karakteristik murid. Marilah selalu berproses dalam mengembangkan diri untuk
lebiih baik lagi.
Asesmen berperan
memberikan informasi bagi guru, murid, dan orang tua. Secara khusus asesmen digunakan untuk
menentukan strategi pembelajaran selanjutnya, dengan maksud dapat meningkatkan
mutu pembelajaran di kelas. Asesmen yang dilakukan di kelas bukan hanya
memberikan data perkembangan belajar murid saja tetapi juga upaya merangsang
pola pikir bertumbuh untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran. Tujuan pembelajaran
untuk mencari informasi apakah sudah tercapai dengan baik dan strategi apa yang
harus digunakan untuk menjadi lebih baik lagi.
Keterlibatan murid
secara aktif diperlukan dalam pelaksanaan asesemen, misalkan penilaian diri dan
penilaian antar teman. Murid dapat membuat daftar ceklis mengenai rencana capaian
belajar. Dengan penilaian diri murid
terlibat sepenuhnya dalam merancang rencana belajar, memantau proses
belajarnya, melakukan refleksi atau evaluasi mandiri atas proses yang dijalani.
Penilaian antar teman juga dapat melibatkan murid secara aktif. Dengan demikian
tujuan pemebelajaran yang sudah ditetapkan di awal menjadi milik bersama. Pada akhirnya
tujuan pembelajaran sudah tercapai. Ketercapaian tujuan pembelajaran dapat
dilihat dari kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran yang diturunkan dari
indikator asesmen. Ketercapaian kompetensi pada tujuan pembelajaran dicerminkan
oleh indikator asesmen. Perlu diperhatikan bahwa kriteria ketercapaian tujuan
pembelajaran tidak menjadi standar minimum yang harus dicapai oleh setiap
murid.
Dalam pembelajaran
paradigma baru, pelaksanaan asesmen diharapkan lebih berorientasi pada
keseluruhan proses belajar murid. Dalam pembelaran pardigma baru guru
diharapkan bisa melakukan asesmen yang berorientasi pada proses bukan hanya
pada hasil akhir saja. Ada 3 pendekatan asesmen yang dapat diterapakan yaitu,
asemen diagnostik, asesmen formatif, dan asesmen sumatif.
Asesmen diagnostik
dilakukan di awal pembelajaran atau memasuki topik baru untuk mengetahui
kapasitas murid di kelas. Kemudian asesmen formatif lebih terintergrasi dengan
proses pembelajaran yang lebih mampu melibatkan dan me;lihat kemajuan belajar
murid yang lebih mendalam. Asesmen sumatif dilakukan di akhir pembelajaran
materiuntuk menguatkan konfirmasi capaian hasil belajar. Pada pembelajaran
paradigma baru asesmen ditekankan pada asesmen belajar murid yang lebih
komperhensih dan berpusat pada murid (student
centered).
Pada ketiga asesmen ini
kita bisa menggunakan 3 teknik asesmen yang paling umum yaitu; 1) Teknik
asesmen Observasi yaitu, murid diamati
secara berkala dalam kurun waktu tertentu, dengan fokus secara keseluruhan
maupun individu, sesuai kebutuhan masing-masing guru di kelas. Observasi bisa
dilakukan dalam tugas atau aktivitas rutin/ harian.
2) Teknok Asesmen Perfoma, bentuk kegiatan
yang dirancang untuk asesmen perfoma bisa fleksibel. Dapat berupa produk,
praktek, projek, atau portofolio.
3) Tes Tertulis/lisan, digunakan untuk
menguji pengetahuan murid terhadap suatu hal. Merupakan asesmen paling umum dan
banyak digunakan untuk menguji pengetahuan yang sifatnya menghafal saja. Padahal
tes tulis ini bisa digunakan untuk merefleksikan suatu konsep dan mengaitkannya
terhadap kehiduapan sehari-hari melalui studi kasus.
Dalam membuat asesmen dibutuhkan instrumen
dalam prosesnya, antara lain:
1.Instrumen Rubrik, yaitu panduan yang dibuat
untuk menilai dan mengevaluasi kualitas capaian murid dengan menggunakan
kriteria dan skor tertentu.
2.Instrumen Ceklis, yaitu berupa daftar informasi,
data, ciri-ciri, karakteristik, atau elemen yang dituju. Bisa digunakan dalam
teknik observasi dan tes lisan/tertulis.
3.Instrumen Catatan anekdotal, merupakan catatan
singkat hasil observasi pada murid. Bisa digunakan dalam teknik asesmen
observasi.
4.Instrumen Lembar Amatan, berisi catatan
perkembangan kompetensi murid dalam sebuah mata pelajaran tertentu. Digunakan dalam
asesmen formatif dengan teknik observasi.
Dalam
hal ini pelaku asesmen tidak harus guru, akan tetapi bisa dilakukan murid menilai
diri sendiri, menilai antar murid, murid menilaiantar jenjang, bisa juga staf sekolah maupun
orang tua.
Format Asesmen
Berdasarkan formatnya
asesmen diklasifikasikan menjadi 2, yaitu, asesmen tradisional dan asesmen
alternatif. Asesmen tradisional paling sering digunakan, misalkan tes pilihan
ganda, tes benar/salah, soal isian pendek, dan esai. Kelemahan dari asesmen tradisional
adalah terbatas dalam menerjemahkan capaian pembelajaran murid. Hanya sebatas
pada pengetahuan dan dalam waktu itu saja.
Asesmen alternatif,
asesmen ini lebih mampu untuk mengakomodir hal-hal yang kurang bisa diukur
dengan menggunakan asesmen tradisional. Alat asesmen yang bisa digunakan dalam
asesmen alternatif antara lain, tes melalui pertanyaan terbuka, bermain peran,
demonstrasi, praktik, projek, dan portofolio.
ØPortofolio terdiri dari karya murid yang
menampilkan penguasaan keterampilan tugas dan ekspresi dari materi yang
dipelajari.
ØProjek adalah proses yang mampu menunjukkan
kemampuan murid dalam mengolah keseluruhan pengetahuan yang telah mereka
miliki, kedalam suatu hal yang lebih konkret, seperti karya atau kegiatan. Penugasan
projek bisa dilakukan individu maupun kelompok. Dapat dilakukan oleh masing-masing
mata pelajaran atau melaui beberapa projek penguatan Profil Pelajar Pancasila
di sekolah.
Didalam implementasi format asesmen alternatif proses belajar murid bisa
dilihat dari banyak sisi, bukan sekedar tahu dan paham, akan tetapi lebih bisa
dikembangkan. Misalkan dapat menaplikasikan suatu pengetahuan dalam kehidupan
sehari-hari, refleksi murid terhadap pengetahuan yang telah dipelajari, dan
sebagainya. Penerapan asesmen alternatif menuntut komitmen dalam mengevaluasi ketercapaian
kompetensi pada capaian pembelajaran setiap murid. Jadi kedua format asesmen dapat digunakan
sesuai dengan kebutuhan.
Setelah mempelajari Perencanaan Pembelajaran yaitu
merencanakan pembelajaran yang terstruktur dan kompeten, serta menjadikan
pembelajaran sebagai hal yang menyenangkan, maka berikutnya adalah memahami
asesmen. Modul pelatihan yang harus diselesaikan ada 3 modul antara lain, 1) Memahami
Asesmen), 2) Menyiapkan Asesmen SMP-SMA/SMK, 3) Penggunaan Hasil Asesmen.
Memahami Asesmen
Asesmen merupakan
proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar,
perkembangan, dan pencapaian murid. Untuk memahami asesmen kita harus
mengetahiu tentang: a) Prinsip dan Fungsi Asesmen, b) Metode dan Format Asesmen,
c) Kurikulum dan Asesmen.
Prinsip dan fungsi asesmen
a.Asemen sebagai Bukti Pembelajaran
Asesmen merupakan
salah satu bukti untuk memahami mproses pembelajaran yang akan, sedang, dan
akan dilaksanakan. Asesmen merupakan tahap penilaian atau penghakiman untuk
menentukan apakah murid kita berhasil menguasai materi yang telah di pelajari.
Ketika kita memberitahukan bahwa akan apa penilaian, tak jarang dari mereka
mengeluh dan memasang wajah muram. Bahkan kita sendiri di saat menjadi siswa
mempunyai rasa yang sama ketika seorang guru ita memberitahu bahwa akan ada
penilaian pada materi tertentu.
Apabila asesmen
dipandang sebagai alat menghasilkan nilai maka informasi yang dihasilkan
terbatas pada kontraproduktif dengan semangat pembelajaran. Asesmen tersebut
hanya sebatas mengukur level pengetahuan saja tanpa memberi kesempatan untuk
meningkatkan pencapaian sesuai dengan kemampuannya. Oleh karena itu asesmen
yang demikian sudah tidak sesuai lagi untuk diterapkan seiring dengan kebutuhan
murid dan perkembangan zaman.
Pada pembelajaran
paradigma baru secara bertahap asesmen tidak lagi sekedar menjadi tahap
pelaporan hasil belajar murid. Asesemen dipandang sebagai proses pengumpulan
informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan, dan pencapaian
belajar. Dengan demikian asesmen bertujuan untuk memantau atau memonitor
kualitas pembelajaran. Selain itu asesmen berfungsi sebagai umpan balik
perbaikan pembelajaran. Sehingga perkembangan belajar murid dapat teramati dari
waktu ke waktu. Fungsi yang lain dari asesmen
yaitu sebagai alat untuk memetakan kemajuan belajar murid.
Melihat uraian di atas
maka prinsip-prinsip asesmen sebagai berikut:
1.Asesmen adalah bagian tak terpisahkan dari
proses pembelajaran.
2.Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan
fungsi umpan balik
3.Asesmen dirancang secara adil, proporsional,
valid, dan dapat dipercaya atau reliabel.
4.Asesmen merupkan laporan kemajuan belajar dan
pencapaian murid bersifat informatif
5.Hasil asesmen digunakan oleh murid, guru, tenaga
kependidikan, dan orang tua sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu
pembelajaran.
Jadi asemen juga berguna bagi guru untuk mengevaluasi diri
guna memperbaiki dalam mengelola pembelajaran dan meningkatkan pembelajaran itu
sendiri. Asesmen yang efektif akan
membantu guru dalam mengambil keputusan apa yang akan diperbaiki.
b.Asesmen as, for, of learning
Agar pelaksanaan asesmen sejalan dengan
tujuan yang hendak dicapai maka
diperlukan pemahan mengenai karakteristik dan fungsi asesmen formatif dan
sumatif.
·Asesmen as
learning (asesemen sebagai proses pembelajaran)
Digunakan
untuk melakukan refleksi pada proses pembelajaran. Asesmen as learning
berfungsi sebagi asesmen formatif. Asesmen ini lebih meibatkan murid secara
aktif, misalkan mereka dapat menilai dirinya sendiri (self assesment) dan temannya/antar teman (peer
assesment). Pada penilaian diri murid
dilbatkan untuk menentukan prosedur, krikteria ataupun rubrik pedomana asesmen.
Penilaian diri dan antar teman bisa digunakan sebagai bahan refleksi diri bagi
murid. Penilaian ini juga dapat digunakan guru untuk mengkonfirmasi capaian dan
hasil belajar murid.
Bila meningat fungsi dari asesmen formatif
yaitu mediagnosisi kemampuan awal dan kebutuhan belajar, umpan balik bagi murid
dan guru dalam memperbaiki proses pembelajaran, memacu perubahan suasana kelas untuk
meningkatakan motivasi belajar murid menjadi pembelajaran yang bermakna.
·Asesmen for
leaning(asesmen untuk pembelajaran)
Asesmen ini digunamakan untuk umpan balik
pembelajaran, asesmen ini berfungsi sebagai asesmen formatif karena
berorientasi pada proses pembelajaran supaya murid endapatkan umpan balik dalam
melakukan perbaikan. Demikian juga dengan guru dapat memperbaiki cara mengajar
atau memfasilitasi pembelajaran.
·Asesmen of
learning( asesmen pada akhir pembelajaran)
Asesmen ini digunakan untuk evaluasi pada
akhir pembelajaran. Asesmen of learning ini berfungsi sebagai asesmen sumatif. Asesmen
ini diberikan pada lingkup materi atau akhir semester. Fungsinya antara lain,
1) untuk mengetahui pencapaian belajar murid pada periode tertentu. 2) Mendapatkan
nilai capaian belajar untuk dibandingkan dengan kriteria capaian yang telah
ditetapkan. 3) umpan alik untuk merancang/perbaikan proses pembelajaran
berikutnya. 4) melihat kekuatan dan kelemahan belajar pada murid. Teknik yang
dapat digunakan bisa praktik, produk, projek, maupun tes tertulis. Untuk pendokumentasian
dapat mengumpulkan produk hasil belajar murid berupa portofolio, rubrik, atau
nilai beurpa angka. Satuan pendidikan dapat melakukan asesmen sumatif pada
akhir semester jika satuan pendidikan merasa perlu mengkonfirmasi hasil sumatif
akhir lingkup materi untuk mendapatkan data yang lebih lengkap. Asesmen sumatif merupakan
suatu pilihan.
Karakteristik
asesmen formatif dan sumatif
asesmen formatif
asesmen sumatif
·Terintegrasi dengan proses
·Melibatkan murid
·Memperhatikan kemajuan penguasaan murid
·Dilakukan setelah pembelajaran berakhir
·Bersifat formal
·Perlu perancangan instrumen
Jadi jika dirancang dengan tepat asesmen
formatif maupun sumatif dapat menjadi umpan baik bagi guru dan sekolah untuk
mengevaluasi evektivitas program pembelajaran.
Materi berikutnya dari pelaksanaan PKP adalah Mendidik Menyeluruh, dari video materi dijelaskan sebagai berikut.
Pemahaman terhadap kata pendidikan
dan pengajaran kadang membingungkan. Penggabungan istilah tersebut dapat
mengaburkan istilah yang sesungguhnya. Pengajaran adalah suatu cara
menyampaikan ilmu atau manfaat bagi hidup anak-anak secara lahir maupun batin.
Dengan demikian pengajaran adalah bagian dari pendidikan. Mengajar salah satu
bagian dari mendidik.
Pendidikan sendiri adalah tempat
menaburnya benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat sekaligus sebagai
instrumen tumbuhnya unsur peradapan agar kebudayaan yang kita wariskan kepada
anak-anak cucu kita di masa depan. Ki Hajar Dewantara mendefinisikan Pendidikan
sebagai tuntunan, yaitu tuntunan dalam hidup tumbuhnya murid. Maka mendidik
adalah menuntun segala kodrta yang ada pada murid, agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Baik itu sebagai manusia
maupun sebagai anggota masyarakat.
Murid diciptakan sebagi makhluk
yang memiliki kodrat untuk mereka hidup dan tumbuh. Pendidik tidak dapat
menentukan dan berkehendak akan hidup tumbuhnya murid. Yang bisa dilakukan oleh
pendidik adalah menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan-kekuatan itu dengan
mengerahkan segala daya upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti,
pikiran dan jasmani murid agar dapat memperbaiki perilakunya. Bukan dasar hidup
dan tumbuhnya itu.
Seperti seorang petani yang menanam
padi dari beih sampai tumbuh bulir padi, mengusahakan kondisi yang terbaik agar
padi dapat tumbuh sesuai kodratnya. Petani bisa saja memperbaiki keadaan
tanaman padinya atau bahkan menghasilkan tanaman yang lebih besar daripada
tanaman padi yang tidak dipeliharanya. Bagaimanapun ikhtiar terbaik yang
dilakukan oleh petani untuk tumbuhnya padi tidak akan membuat tanaman padi itu
tumbuh menjadi tanaman jagung atau tanaman lainnya.
Anak-anak tumbuh berdasarkan
kekuatan kodratnya yang unik, tidak mungkin pendidik mengubahpadi menjadi
jagung atau sebalinya. Seperti itulah peran pendidik yang bisa menuntun agar
murid bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya. Pendidikan tidak
hanya berbentuk pengajaran yang memberikan pengetahuan kepada murid tetapi
mendidik keterampilan berpikir, mengembangkan kecerdasan batin, pada akhirnya
murid dapat melancarkan hidup untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
Ilmu pengetahuan sangat diperlukan
sebagai bagian dari pendidikan. Sebagai kunci untuk mengasah keterampilan
berpikir, memajukan kecerdasan batin dan melancarkan hidup pada umumnya. Oleh
karena itu pendidian pikiran(intelektual) murid sebaiknya dibangun
setingi-tingginya. Seluas-luasnya, dan selebar-lebarnya untuk mewujudkan
kehidupan lahir dan batin dengan sebaik-aiknya. Sebagai pendidik perlu adanya
kecermatan dalam menempatkan pendidikan pikiran murid sesuai dengan konteks
pendididkan nasional berdasarkan garis-garis bangsanya atau kultural nasional
yang akan melengkapi, mempertajam, dan memperkaya pendidikan keterampilan
berpikir murid.
Setiap murid memiliki
kekuatan-kekuatan yang memerlukan tuntunan orang dewasa. Menuntun potensi murid
bertujuan agar semakin baik adab atau perilakunya dan untuk mendapatkan
kecerdasan yang luas. Sehingga ia terlidungi dari pengaruh-pengaruh yang
menghambat bahkan melemahkan tumbuhnya potensi atau kekuatan dirinya. Ada murid
yang tidak mempunyai kesempattan mendapatkan tuntunan yang baik, sehingga ia
cenderung tidak dapat menumbuhkan dan mengembangkan potensinya dengan maksimal.
Ada juga murid yang mendapatkan tuntunan dengan baik. Namun kekuatan atau
potensinya tidak dapat tumbuh atau berkembang karena adanya pengaruh-pengaruh
yang membatasi tumbuh kembanganya potensi yang ia miliki.
Sebagai orang dewasa kita berupaya
membangun dan menjaga suasana lingkugan yang kondusif. Agar setiap murid dapat
tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya. Seumpama ada dua garis yang
saling tarik-menarik dan saling mempengarui yang pada akhirnya berujung menjadi
satu. Dua garis tersebut adalah garis dasar yang menggambarkan potensi dari
murid. Serta garis keadaan yang menggambarkan kesempatan untuk berkembang.
Kedua garis ini saling berhubunganyang
menurut ilmu pendidikan disebut konvergensi. Buah dari tuntunan kepada murid
adalah berkembangnya akal budi murid yang mendorong terciptanya kebudayaan yang
menjadi ciri khas dan dasar perubahan zaman di tengah-tengah kebudayaan negara
lain. Hal itumembuat kita kadang-kadang khawatir akan tergerusnya kebudayaan
bangsa Indonesia. Meskipun adat-istiadat atau kebiasaan di masyarakat berubah
karena akal budi manusia juga berkembang, kebudayaan bangsa akan tetap ada.
Menjadi pilar utama pendidikan nasional. Sebagai contoh kebudayaan gotong
royong, membersihkan kelas, membersihkan selokan sekolah yang melibatkan murid
dapat menumbuhkan karakter dan kecakapan sosial emosional.
Guru dapat memberikan praktek
pembelajaran yang melibatkan kerja sama, empati, menghargai sesama dan
berkontribusi sosial kepada sesama. Sehingga murid dapat menemukan dan terbekali
dengan kebudayaan bangsa. Apabila secara terus –menerus ditumbuhkan maka
kebudayaan bangsa akan semakin kuat. Tentunya akan membantu murid atas
kehidupan dan penghidupannya. Yang paling utama dan paling penting yang dapat
membantu keberlangsungan hidup sebagai bangsa Indonesia.
Lalu bagaimana dengan pembelajaran di
kelas saat ini? Apakah kita sudah mendidik anak secara menyeluruh atau mungkin
kita hanya sebats mengajar? Mari kita refleksikan bersma-sama.
Mengupas dari materi di atas ternyata
selama kita mengajar kemungkinan besar banyak kekurangan dan kesalahan yang
sudah dilakukan. Merasa dikejar oleh waktu dan target kurikulum yang seolah
mengharuskan untuk menyelesaikan seluruh materi. Sehingga esensi dari
pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran terabaikan.
Kesempatan untuk bertemu sengan teman-teman semasa SMA tidaklah mudah. Pada acara halal bi halal kemarin hanya 8 orang yang bisa hadir. Selain jarak yang begitu jauh, mengingat banyak teman yang bekerja dan tempat tinggalnya di luar kota, ada juga karena kepentingan yang lain.
Saya yang biasanya jarang untuk bisa hadir saat reuni atau saat halal bi halal, kali ini berusaha untuk datang di acara tersebut. Kebetulan pelaksanaannya di hari Minggu, jelas libur kerja. Biasanya mereka mengadakan acara di hari Sabtu, nah ini yang sulit untuk bisa ikut. Berbeda dengan teman-teman yang libur di hari Sabtu dan Minggu karena lima hari kerja. Hal yang tidak bisa saya lakukan untuk ijin bersenang-senang dengan teman-teman, sementara haris meninggalkan kewajiban.
Kebetulan juga lokasi halal bi halal tidak jauh dari rumah. Naik motor tidak sampai 10 menit mencapai lokasi, yaitu di "Warung Daun" Purwodadi. menggunakan dresscode atasan putih dan bawahan jeans jadi nampak segar. Lumayan sih pakai blouse putih tidak harus beli lagi. Saya pakai blouse yang kadang digunakan untuk ngajar dihari Rabu, hehehe.
Meski yang hadir untuk kelas saya hanya 8 orang tapi cukup untuk mengenang masa-masa SMA. Total yang hadir sekitar 80an, meskipun kadang lupa yang ini siapa, saat muda yang mana, begitu dalam hati. Karena saya paling jarang berinteraksi dengan jelas lain. Kelas lain juga banyak yang tidak mengenal saya pastinya.
Di acara tersebut tiap kelas wajib untuk menyanyika 2 buah lagu. Ini yang paling tidak saya suka karena harus joget sambil nyanyi yang lagunya tidak hafal. Hampir dari semuanya menyontek di telepon genggam.
Kelas saya nyanyi gk seseru kelas lain dengan gaya tik tok atau inovasi model sekarang. Mungkin begitu kelas fisika, terbukti kelas fisika 1 juga sama gayanya, nyontek pula(hahaha). Setelah giliran menyanyi selesai saya segera pamit pulang lebih dulu, karena harus segera melanjutkan membuka aplikasi patihan Sekolah Penggerak.
Sebelum pulang saya mengambil souvenir yang ada di panitia. Jadi setiap teman yang hadir akan mendapatkan souvenir.
Semoga teman-teman donatur yang telah menyisihkan sebagian rizkinya diberikan keberkahan atas kebaikannya, diberikan kesehatan sehingga dapat bertemu lagi di kesempatan yang lain. Mereka suka berbagi dengan teman di setiap kegiatan. Sebenarnya saya tidak tahu persis siapa saja para donator, yang jelas mereka teman satu angkatan.
Saling menguatkan, saling mendoakan adalah hal yang paling penting dalam kehidupan ini. Semoga jalinan tali silaturahmi tetap terjaga.
Sampai di rumah saya segera mengerjakan tugas-tugas pelatihan secara daring. Sampai tertidur karena capek melihat monitor telepon genggam. Saya bangun saat adik memanggil-manggil saya kare a ada tamu. Ternyata teman SMA satu kelas yang ketemu si acara halal bi halal. Dia hanya memberikan amplop saja dan memberi kabar bahwa pada acara menyanyi tadi mendapat peringkat juara harapan 3. Alhamdulillah, amplop tersebut berisi uang yang dibagi menjadi 8 orang yang datang saja.
Banyak rizki yang didapatkan dari acara tadi. Barokalloh, sering-sering ya acara seperti ini tapi acaranya di hari libur saja, biar saya bisa ikut. 😃
Ketika akan melaksanakan shalat isya', terdengar telephone genggam saya berdering. Ternyata teman ngajar yang menilphon, saya kira dia mau bertanya tentang modul, ternyata di memberi kabar duka. Seorang sahabat yang kegemarannya bersedekah. Beliau bernama bapak Agus Nur Sochi. Teman-teman guru muda yang merupakan alumnus dari sekolah saya memanggilnya dengan sebutan Babe. Beliau rekan guru mengajar mapel olahraga di sekolah saya.
Serasa tak percaya dengan berita ini, akan tetapi putra Babe telah memberi kabar di grup WhatsApp sekolah bila ayahnya telah meninggal dunia. Innalillahi wainnailaihi rojiun. Semua teman memberikan ucapan bela sungkawa dengan emoji menangis. Semua tak menduga secepat itu beliau meninggalkan kami. Kemarin masih bercanda, duduk di teras masjid sekolah. Kami tak menyadari bahwa kemarin adalah dhuhur terakhir menjadi imam di masjid La Tahzan yaitu masjid sekolah.
Ini adalah makan siang terakhir bersama beliau. Juga foto terakhir akan tetapi dari ketiga foto beliau tidak nampak wajahnya. Hanya kelihatan lengan badannya di ujung foto. Karena setelah hari itu besoknya masih ada acara makan-makan tetapi beliau tidak datang.
Almarhum adalah orang baik yang suka bersedekah makanan. Hampir setiap hari membawa camilan untuk teman-teman. Setiap hari Jumat bersedekah kolak kacang hijau untuk teman-teman di sekolah. Tak jarang juga bersedekah untuk para polisi cepek di persimpangan jalan.
Selamat jalan sahabat, selamat jalan Babe, semoga amal baik yang sudah ditanam akan tumbuh menjadi ibadah dan diterima oleh Allah. Segala kekhilafannya mendapatkan ampunanNya. Orang banyak pasti akan selalu mengenang kebaikanmu.
Besok tidak ada lagi canda tawa di bawah tenda bersamamu. Tiap hari menyediakan kue kudapan. Mbak Indah pasti sedih karena tidak ada lagi yang dibautkan kopi tanpa gula. Tidak ada lagi yang menyuruhnya membuat kolak kacang hijau tiap hati Jumat.
Semoga almarhum Babe berada tenang di tempat yang paling indah di surganya Allah.
Materi awal dari pelatihan komite pembelajaran salah satunya adalah topik Merdeka Belajar. salahsatu materi yang sudah saya pelajari pada modul 1 adalah tentang mengenali dan memahami diri sebagai pendidik. Sebagai guru sebelum mengenali karakterisitik murid tentunya harus bisa mengenali dan memahami diri sendiri. Bagaimana mungkin bila tidak bisa memahami diri sendiri bakan bisa memahami murid-muridnya.
Memahami karakteristik dan
kebutuhan murid sudah menjadi keharusan bagi seorang guru. Untuk bisa mengenali
karakterisitk dari murid maka harus dimulai dari diri sendiri, yaitu mengenali
kekuatan dan kelemahan diri. Saat kita memutuskan menjadi guru apa yang ada
dipikiran kita, mengapa ingin menjadi pendidik, bagaimana perjalan perjuangan
sehingga akhirnya sampai di profesi hebat ini? Pertanyaan ini mengingatkan pada
diri sendiri yang awalnya enggan untuk menjadi seorang guru. Akan tetapi dengan
menjadi guru yang hadir setiap hari
untuk murid-murid, hadir untuk menjadi kapasitas diri, misalnya melalui pelatihan-pelatihan
atau media microlearning ini. Kita telah menyadari kebutuhan untuk terus
belajar secara mandiri. Apapun profesi yang dijalani, kita memang perlu untuk
terus belajar. Demikian juga peran kita sebagai pendidik/guru, kita perlu terus
belajar agar bisa menghantarkan murid-murid untuk berdaya dan menjadi manusia
merdeka.
Dengan kesadaran untuk terus
belajar secara mandiri kita telah mengatur diri sendiri. Ini adalah bagian dari
perjalanan kita menjadi menjadi manusia merdeka. Menurut Ki Hajar Dewantara, “Manusia
merdeka adalah manusia yang hidupnya bersandar pada kekuatan sendiri baik lahir
maupun batin, tidak tergantung pada orang lain”. Jika kita mengharapkan
murid-murid kita kelak menjadi pribadi yang mandiri dan merdeka, tentunya
penting untuk mereka mengenali diri, berdaya untuk menentukan tujuan dan
kebutuhan belajarnya yang relevan dan kontekstual terhadap diri dan
lingkungannya. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara dalam
Dasar-dasar Pendidikan. Maksud dari pendidikan itu menuntun segala kekuatan
kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat encapai keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya, baik sebagai manusia maupun sebagai anggota
masyarakat.
Salah satu langkah awal dari kita
sebagai pendidik adalah bagaimana kita memaknai dan menghayati pribadi kita
sebagai manusia yang merdeka dan terus belajar. Murid-murid kita kini mempunyai
cara belajar yang sungguh berbeda dengan kita dahulu. Mereka sangat fasih
dengan teknologi. Menjadikan internet sebagi sumber belajar utama. Mereka bisa
dengan cepat mencari dan mengkonfirmasi pengetahuan dengan teknologi dalam
genggaman. Mereka bisa menjangkau pengetahuan sekalipun tanpa kita berikan. Kemudian
kita perlu menyelaraskan agar bisa menjadi pendidik yang relevan dengan konteks
zaman. Murid-murid saat ini sudah berbeda jauh dengan kita. Namun mereka tetap
butuh sosok pendidik. Seperti yang pernah
disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara bahwa mendidik itu menuntun tumbuh atau
hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki
lakunya(bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.
Kemudian apa peran kita sebagai
pendidik untuk dapat menuntun kekuatan kodrat dari murid-murid kita ? Sebagai
pendidik kehadiran kita sangat dibutuhkan terutama dalam mendidik perilaku sebagai
kekuatan kodrat pada diri anak-anak. Kita
mengarahkan dan membimbing seolah kita sedang menyemaikan benih yang harus kita
rawat dan dijaga agar menjadi tanaman yang subur sehingga kelak dapat dipanen. Didalam mendidik murid diberikan kebebasan
akan tetapi tetap diberikan tuntunan agar tidak kehilangan arah. Dengan demikian
dapat dikatakan kita menjaga hidup dan
tumbuhnya kekuatan kodrat murid-murid kita dengan selalu memberikan kebebasan
akan tetapi tetap dituntun.
Marilah kita sebagai pendidik selalu
berusaha untuk meningkatkan kapasitas diri. Kita terus belajar demi meraih
tujuan pendidikan menjadi manusia merdeka yang kelak akan menuntun muri-murid
kita menjadi manusia merdeka pula.
Sambutan yang kedua oleh Dirjen
GTK yaitu Bapak Iwan Syahrir. Beliau mengapresiasi Program Sekolah Penggerak
yang berfokus pada pengembangan hasil nbelajar secara holistik. Dirjen GTK
berharap kepada para kepala sekolah, tenaga pendidik dan pengawas sekolah dapat
,engikuti pelatihan secara maksimal dan dapat menjalankan tugas dengan baik.
Kemudian beliau mengajak
membayangkan 30 tahun yang lalu, yaitu tahun 1992. Konsisi di taun tersebut
sangat jauh berbeda dengan kondisi saat ini di tahun 2022. Pada 30 tahun yang
lalu kita tidak dapat membayangkan kondisi saat ini. Kalau mengingat pda
tahun1992 saya belum mempunyai telephon genggam, belum ada telephon pintar,
tidak ada internet seperti saat ini. Dan kita juga tidak bisa membayangkan apabila
alat komunikasi bisa secanggih saat ini. JaDibila melihat perkembangan
teknologi yang pesat berarti kita mengawal pendidikan untuk jaman yang semakin
berubah dan semakin distruktif.
Beberapa tahun yang lalu para ahli
menyatakan 85% dari bidang pekerjaan ditahun 2030 belum ada pada saat itu.
Dengan kata lain bagaimana kita bisa mengawal untuk 30 tahun ke depan. Hal ini
menjadi tantangan pagi para pendidik untuk menghantarkan para peserta didik
menghadapi tantangan tersebut. Pendidikan yang seperti apa yang harus
diterapkan untuk menghantarkan peserta didik menghadapai zaman yang semakin
distruktif.Merdeka Belajar adalah jawaban dari semua itu. Inspirasi dari Merdeka
Belajar adalah konsep fundamental dari Ki Hajar Dewantara, yaitu:
1.Ing ngarso sung tuladha, yang artinya guru atau
pendidik sebagai tauladan bagi siswa dan masyarakat sekitar.
2.Ing madya mangun karsa, artinya sebagai pendidik
harus dapat membangkitkan dan menguatkan semangat belajar atau memberikan
motivasi.
3.Tut wuri handayani, yang berarti di belakang
dapat mewujudkan insan-insan yang mandiri ata merdeka.
Tujuan utama dari Merdeka Belajar
adalah murid/siswa. Tumbuh kembang siswa harus dijaga secara holistik, dalam
bahasa Ki Hajar adalah budipekerti. Budipekerti terdiri dari cipta, rasa,
karsa, dan raga. Bagaimana kita melakukan pendidikan yang holistik yaitu dengan
mengolah rasa artinya menajamkan pikiran, olah rasa dengan maksud menghaluskan
perasaan, olah karsa yaitu menguatkan kemauan, dan olah raga untuk meyehatkan
jasmani.
Dalam melaksanakan pedidikan
holistik pada jaman yang semakin berubah ini pemerintah telah mengganti UN
dengan AN. Pada Ujian Nasianal difokuskan pada konten bahasa, ilmu pengetahuan
alam, matematika, pada Asesmen Nasioanal difokuskan pada literasi, numerasi dan
karakter yang merupakan pondasi yang ada di lintas mata pelajaran. Ketika
konten semakin usang karena adanya perubahan zaman yang semakin cepat maka
dengan keterampilan akan mengolah informasi dan karakter yang bagus, anak-anak
akanmenjadi sangat mudah untuk menghadapi
perubahan zaman.
Sementara itu tujuan dari profil
SDM masa depan dan profil pelajar Pancasila diharapkan memiliki karakter yang
bagus, menjadi pembelajar sepanjang hayat, berkompetensi global, dan memiliki
kepribadian Indonesia yang tidak lain adalah Pancasila.Profil pelajar Pancasila bila dijabarkan
terdapat 6 elemen, antara lain; Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan
berakhlak mulia, Kreatif, Bergotong royong, Kebhinekaan Global, Bernalar
Kritis, dan Mandiri.
Dalam merdeka belajar sekolah merupakan
unit utama dalam melakukan inovasi. Kepala sekolah merupakan pemimpin dalam
melaksanakan inovasi untuk menghasilkan terobosan-terobosan dalam memperbaiki
pembelajaran. Dengan demikian diperlukan keberanian untuk berinovasi serta
berani mengambil resiko dan berani untuk gagal. Sehingga pada akhirnya dapat
menemukan progres yang baik untuk menuju hasil yang diinginkan.
Visi sekolah dari sekolah yang
diharapkan ada 4, yaitu:
1.Filosofi utama sekolah harus berpihak pada
murid/siswa
2.Lingkungan sekolah haruslah aman, nyaman,
inklusif dan menyenangkan
3.Budaya sekolah senang belajar dan berbagi
4.Kinerja sekolah semakin baik dari waktu kewaktu
Visi sekolah tersebut dapat dicapai
dengan berbagai cara, salah satunya adalah program sekolah penggerak. Sekolah Penggerak
fokusnya kepada siswa/murid dan harus menghasilkan hasil belajar yangholistik dalam mewujudkan profil pelajar
Pancasila. Dalam merdeka belajar perubahan utama dalam belajaradalah swadaya masyarakatnya(SDM). Oleh
karena itu proses seleksi dari sekolah penggerak adalah SDM dari para pemimpin
sekolah. Program sekolah penggerak diharapkan dapat mengakselerasi dimanapun
level sekolah itu dengan SDM yang baik, dalam jangka waktu 2 sampai 3 tahun
manghasilkan penngkatan hasil belajar siswanya. Program ini dilakukan dengan
lima intervensi, pendampingan konsultatif dan asimetris. Tidak semua cara
mendampingi sekolah itu sama, karena tiap sekolah memiliki ekosistem yang
berbeda. Dengan menggunakan kurikulum merdeka, dengan menggunakan platform
merdeka mengajar, dan juga dengan perencanaan berbasis data.
Semoga dengan terwujudnya program
ini sehingga dapat menghasilkan ekosistem sekolah yang diharapkan, menghasilkan
manfaat, menghasilkan peningkatan mutu pendidikan selama 3 tahun ajaran.
Diharapkan pula sekolah penggerak tersebut dapat berbagi kesekolah-sekolah di
sekitanya. ESensi dari sekolah penggerak itu adalah gotong royong, sehingga
apabila sekolah terjadi peningkatan maka tidak bisa sendirian sehingga harus
mengajak sekolah di sekitarnya untuk menjadi lebih bagus juga.
Para guru dan orang tua dituntut
untuk dapat bergerak di ruang nyaman dengan ketidaknyamanan. Mengapa demikian,
karena kita dituntut untuk dapat berubah. Apabila kita ingin menghasilkan
generasi baru dan pembaharu, maka kita juga dituntut terus belajar untuk bisa
menyikapi perubahan tersebut dengan bijak. Dirjen GTK berharap agar kita terus
belajar sepanjang hayat dan berbagi, saling membantu dan saling menguatkan.
Beliau jga mengingatkan bahwa pelatihan ini dilakukan secara daring sehingga
banyak dinamikanya dan tentunya belajar akan semakin cepat. Akan tetapi pada
saat yang bersamaan tentunya ada tantangan, misalkan tidak ada sinyal, semangat
semakin menurun dan sebagainya, oleh karena itu harus saling membantu dan
saling menguatkan.
Dirjen GTK juga yakin guru-guru
Indonesia selama pandemi bisa berubah dan bisa memanfaatkan sekecil apapun
kondisi yang ada bisa bergerak dan bisa berubah. Dengan semangat gotong royong
sehingga bisa mencapai tujuan bersama. Harapan beliau kita terus menjada
komitmen untukberkolaborasi, bergotong
royong menciptakan danmenguatkan
pelaksanaan pembelajaran yang menyenangkan murid-murid kita diberbagai kelas di
seluruh Indonesia. Harapan tersebut bisa terlaksana jika semua peserta
pelatihan dapat mengikutikegiatan dengan sebaik-baiknya. Belajar itu tidak
linierdan tidak innstan, akan tetapi
bisa berulang-ulang dengan cara yang berbeda karena belajar merupakan proses.
Semoga kita bisa memaksimalkan pengalaman
belajar di pelatihan ini, sesi motivasi dan dari pengalaman yang di dapat
menjadi praktik baik. Dapat mengimplementasikan serta menjadiinspirasi pemangku kepentingan di daerah
masing-masing. Kemudian Dirjen GTK berharap pada para pengawas untuk dapat
bertransformasi menjadi pemberdaya dan penggerak bagi ekosistem sekolah. Saat ini
filososfi pengawas berbeda dengan sebelumnya. Pengawas dalam filosofi Merdeka
Belajar adalah teman bagi para guru, menjadi konsultan dan mendampingi para
guru. Diharapkan juga pengawas melakukan fasilitasi dan coaching kepada komite pembelajaran khususnya kepala sekolah.
Mendorong tumbuhnya komunitas praktisi yang senang dan haus akan belajar dan
berbagi praktik baik agar pembelajaran lebih baik lagi.
Ucapan terima kasih dan apresiasi
setinggi-tingginya kepada para fasilitator yang memiliki daya juang untuk
mendampingi sekolah penggerak. Diharapkan fasilitatordi sekolah penggerak juga
menjadi teman belajar bagi kepala sekolah, guru, tenaga kenpendidikan di satuan
pendidikan, mendorong kolaborasi, mengembangkan kompetensi, mengembangkan
komunitas praktisi dan melakukan monitoring perkembangan dan kemajuan dari
semua pemangku kepentingan yang ada.
Ucapan terima kasih yang tak
terhingga dari Dirjen GTK juga disampaikan untuk semua guru yang telah
meluangkan waktu bahkan bagian dari hidupnya untuk mewujudkan pendidikan yang
berkualitas untuk anak bangsa. Kemudian
secara resmi Dirjen GTK membuka pelatihan PKP dengan ucapan Basmalah.
Pelaksanaan PKP program sekolah
pengerak dimulai hari ini, hari kedua setelah kembali beraktivitas. Satu minggu
lamanya melaksanakan cuti bersama untuk merayakan hari raya Idul Fitri. Acara
pembukaan PKP Program Sekolah Penggerak dilaksanakan secara daring menggunakan
aplikasi zoom meeting dan kanal youtube. Peserta dari seluruh wilayah Indonesia
sehingga aplikasi zoom tidak dapat menampung secara keseluruhan. Sebagian besar
peserta mengikuti di kanal youtube.
Setelah acara halal bi halal
bersama siswa di sekolah selesai , saya segera mempersiapkan diri untuk
mengikuti acara pembukaan. Ternyata aplikasi Zoom sudah penuh sehingga hanya
bisa mengikuti melalui kanal youtube. Memilih ruang laboratorium IPA untuk
kemudahan akses internet agar dapat mengikuti acara pembukaan hingga akhir.
Acara pembukaan diawali laporan
dari direktur kepala sekolah, pengawas sekolah dan tenaga kependidikan Bapak
Praptono. Dalam laporannya kepada Dirjen GTK, beliau menyampaikan bahwa
pelkasnaan PKP Program Sekolah Penggerak sudah mengalami penyempurnaan dari
pelatihan angkatan 1 sebelumnya. Tujuan dari pelatihan ini untuk memahamkan
para peserta pada program sekolah penggerak, kurikulum merdeka,profil pelajar Pancasila, serta implikasinya
dalam pembelajaran. Sesuai perannya masing-masing. Sedangkan peserta dari
kegiatan ini terdiri dari kepala sekolah, pengawas sekolah, guru mapel,
danguru kelas. Mereka ini adalah pelaku
utama dalam [endidikan yang ada kaitannya dengan penetapan satuan pendidikan.
Program Sekolah Penggerak angkatan
ke2 ini sebagai penyelengaranya adalah PPPPTK dengan melibatkan para pimpinan
diprogram guru penggerak. Jenjang yang dilibatkan adalah PAUD, SD, SMP, SMA
yang merupak satu kelompok, kemudian ada SLB serta pengawas sekolah. Struktur
program pelatihan terdiri dari 3 program, yaitu kepala sekolah dan guru (84
jp), BK (84 jp), dan pengawas sekolah (120 jp). Terdiri dari sinkronus dan
asinkronus.
Dalam laporannya Bapak Praptono
menjelaskan bahwa pelatihan ini adalah pelatihan yang fenomenal karena dalam
waktu yang bersamaan akan melatih kepala sekolah sejumlah 6473 orang, guru
sebanyak 29.543 orang dan pengawas 4207 orang. Total jumlah dari seluruh
peserta adalah 40.223 orang. Dalam sejarah pelatihan untuk guru baru kali ini
dengan jumlah yang besar untuk mendapatkan peningkatan kompetensi dalam rangka
mengimplementasikan Merdeka Belajar. Sementara itu narasumber untuk kepala
sekolah dan guru sejumlah 1222 orang sebagai fasilitator sekolah pengggerak
yang sudah dibekali secara intensif. Untuk pengawas terdapat 660 orang
narasumber, dan untuk BK sebanyak 112 orang narasumber.
Harapan dari Bapak Praptonodengan melalui pelatihan ini para peserta
dapat menerapkan serta mendesiminasikan pada guru yang lain di sekolah
masing-masing.
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan, pengertian kurikulum merdeka belajar adalah suatu kurikulum pembelajaran yang mengacu pada pendekatan bakat dan minat. Kurikulum Merdeka diberikan kepada satuan pendidikan sebagai langkah dalam pemulihan pembelajaran. Kurikulum Merdeka ini dikeluarkan yang merupakan kebijakan dari kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (kemendikburistek). Terkait dengan masa pandemi Covid-19 pemerintah juga mengeluarkan kebijakan kurikulum yang disederhanakan atau kurikulum darurat yang memudahkan satuan pendidikan untuk mengelola pembelajaran. Dalam pemulihan pembelajaran, sekolah diberikan kebebasab menentukan kurikulum yang akan dipilih.
SMPN 1 Beji merupakan salah satu dari sekolah yang lolos pada program sekolah penggerak. Dengan demikian satuan pendidikan berupaya untuk menyelenggarakan kegiatan sosialasisasi tentang kurikulum merdeka. Adapun tujuannya membekali para tenaga pendidik dan kependidikan untuk memahami tentang kurikulum merdeka. Kegiatan sosialisasi IKM diadakan di hotel Arayana Trawas, dengan narasumber dari LPMP provinsi Jawa Timur yaitu Dr. Dwi Ilham Rahardjo, M.Pd.
Kegiatan sosialisasi IKM dilaksanakan pada tanggal 6 Mei 2022 hari Jumat, masih dalam suasana lebaran. Terbatasnya waktu sehingga dilakukan lebih awal sekalian dengan acara halal bi halal keluarga besar SMPN 1 Beji. Sebenarnya satu hari tidaklah mencukupi untuk memahami tentang kurikulum merdeka.Tahun pelajaran 2022-2023 SMPN 1 Beji harus mulai melaksanakan kurikulum merdeka untuk kelas 7. Sehingga sebelum tahun ajaran baru komponen kurikulum operasional satuan pendidikan harus sudah dipersiapkan.
Goal dari kurikulum merdeka belajar adalah meningkatkan kualitas pembelajaran. Kuncinya ada pada peningkatan kapasitas pembelajaran dan dimasukkan pada program sekolah. Untuk itu konsep dari kurikulum merdeka harus benar-benar dikuasai.
Karakteristik utama dari kurikulum merdeka yang bertujuan untuk pemulihan pembelajaran antara lain:
Pembelajaran berbasis proyek untuk mengembangkan keterampilan dan karakter peserta didik sesuai dengan profil pelajar Pancasila
Fokus pada materi esensial sehingga dapat mengembangkan kemampuan literasi dan numerasi
Pembelajaran berdiferensiasi sesuai dengan kemampuan peserta didik serta disesuaikan dengan konteks dan muatan lokal
Serasa masih kurang ilmu yang didapatkan dari sosialisasi IKM kemarin, karena baru mengupas kulitnya saja. Lebih mendalam akan dilanjutkan pada kegitan implementasi kurikulum merdeka tahap kedua yang akan diselenggarakan di sekolah. Semoga yang sedikit dapat membawa manfaat sehingga dapat melaksanakan program sekolah penggerak dengan penuh semangat.