Jumat, 25 Februari 2022

RESUM KE18

Jumat, 25 Februari 2022

Hujan di luar menambah suasana semakin sunyi. Jalanan yang biasanya ramai dengan suara lalu lalang kendaraan kini nampak semakin sepi. Mungkin orang agak malas untuk keluar di saat hujan.  Setelah menyiapkan makan malam dan obat untuk anak bergegas saya buka laptop dan HP untuk menyimak grup kelas Belajar Menulis bersama PGRI. Hari ini menginjak pertemuan yang ke18, semakin ke sini semakin seru materi untuk menerbitkan buku.

Bu Rosminiyati ternyata sudah membuka acara, saya sedikit terlambat karena sibuk meniapkan makan malam dan obat untuk anak yang sedang mengikuti hari Greges Nasional(hehehe...).  Narasumber pada pertemuan yang ke 18 ini adalah Pak Brian yang mempunyai nama lengkap Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd. Beliau alumnus Kelas Belajar Menulis gelombang 4 pada bulan Mater tahun 2020. Untuk lebih mengenal narasumber dapat dilihat pada link berikut Profil Raimundus Brian P

Narasumber akan sharing tentang menerbitkan buku dipenerbit Indie. Kurang dua pertemuan lagi sebagai syarat untuk menulis buku solo. Pertemuan lalu Cak Inin sudah memperkenalkan dengan Penerbit Kamila Press. Berikut ini Pak Brian juga akan memperkenalkan dua rekanan penerbit Indie. Penerbitan buku akhir-akhir ini semakin mudah. Beberapa tahun yang lalu hanya ada penerbit mayor, penerbit indie tak seramai sekarang. Penerbit Indie ini memudahkan bagi para penulis untuk menerbitkan karyanya tanpa harus menunggu seleksi. Berbeda dengan penerbit mayor yang harus melalui perjuangan yang gigih untuk bisa lolos. Akan tetapi bila lolos pun proses penerbitannya memakan waktu yang cukup lama.

Kini ada penerbit indie yang bisa menjawab rintangan-rintangan tersebut, naskah pasti diterbitkan  dan proses penerbitan mudah dan cepat.  Berikut ciri-ciri dari penerbit Indie:


Ini merupakan solusi bagii penulis pemula  untuk menerbitkan buku solo di penerbit indie untuk bisa mewujudkan impian memiliki buku karya sendiri. Pada  penerbit indie, kita perlu keluar biaya untuk mendapat fasilitas pra cetak penerbitan. Akan tetapi itu merupakan  konsekuensi dari penerbitan tanpa seleksi, sehingga biaya penerbitan menjadi tanggung jawab penulis untuk mendapat fasilitas penerbitan yang memuaskan. Narasumber sendiri sudah menerbitkan 3 buku solo, semuanya di penerbit Indie. Untuk melihat buku solo  narasumber dapat membuka link berikut:  Buku solo 1Buku solo ke2Buku solo ke3

Karena banyaknya penerbit indie maka perlu dipertimbangan dalam memilih penerbit. Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan penerbit indie.

             Biaya penerbitan

             fasilitas penerbitan

             Batas maksimal jumlah halaman

             Ketentuan dan Biaya cetak ulang

             Apakah dapat Master PDF

             Lama penerbitan

             Jumlah buku yang didapat penulis

Kadang ada penerbit yang mempromosikan gratis. Akan tetapi  kita belum mengetahui ketentuan yang yang ada di belakang. Misalnya ternyata kita tidak dapat cetakkan bukunya,namun dapat master PDF saja dan mesti cari percetakkan sendiri. Atau umpamanya gratis tapi harus mencetak minimal 20 eksemplar. Nah, itu sama saja lho.

Informasi dari narasumber ada dua penerbit yang bisa digunakan sebagai referensi bagi penulis pemula.

1. Penerbit Depok

2. Penerbit Malang

Ketentuan dapat dilihat pada link di atas. 

Perbedaan antara dua penerbit di atas sebagai berikut:


Perbedaan terletak pada huruf yang dicetak tebal. Penerbit Depok juga ada paket gratis seperti ini. Akan tetapi ada minimal cetak yaitu 40 eksemplar. Paket ini biasanya dipakai untuk sekolah yang memang cetak banyak, sehingga tidak perlu memikirkan biaya penerbitan lagi. Penerbit Depok cocok untuk kita yang hanya sekedar menerbitkan buku saja, dan tidak berencana cetak ulang.

Penerbit Malang cocok untuk  yang  berencana menjual bukunya, karena jumlah buku yang diberikan lebih banyak. Dengan biaya penerbitan 650.000 terhitung lebih hemat. Jika stok buku habis, bisa cetak ulang lagi dengan biaya cetak per buku lebih murah dibanding penerbit depok. Jadi tergantung kebutuhan mana dari kedua penerbit yang dianggap cocok.

Closing Statmen: Tulisan yang kita anggap biasa bisa jadi luar biasa bagi orang lain.


Dengan demikian segerakan buku solo anda, tapi punya saya sendiri  belum selesai juga😢😢😢


23 komentar:

  1. Hayo bu ...Bungkus jd buku solo.. cemungutt..😊😊

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. Yang saya sedihkan bila saya selalu dipanghil dg sebutan bapak😫

      Hapus
  3. Semangat menerbitkan buku solo Bu...

    BalasHapus
  4. Moga Allah mdhkan terbitnya buku solo ibu.

    BalasHapus
  5. Ayo.. dipilih dipilih penerbitnya.
    Mantap.

    BalasHapus
  6. Sehat untuk ananda bun... Jaga kesehatan supaya segera terbit buku solonya.

    BalasHapus
  7. Tetap semangat dan semoga lancar menerbitkan buku solo

    BalasHapus
  8. Semoga anaknya cepat kembali sehat bu, semangat untuk menulis

    BalasHapus

MERAIH PENGHARGAAN ADIWIYATA MANDIRI

  Dok. Pribadi Setelah gagal tahun lalu dalam meraih penghargaan Sekolah Adiwiyata Mandiri,  tidaklah menyurutkan semangat SMPN 1 Beji untuk...