Rabu, 09 Februari 2022

RESUM KE11

 Resum ke11_ Gelombang 23_BM_Kiat Menulis Cerita Fiksi


Hari: Rabu , 9 Februari 2022

Moderator: Helwiyah

Pemateri: Sudomo, S.Pt

Materi: Kiat Menulis Cerita Fiksi 





KIAT MENULIS CERITA FIKSI

Malam ini cuaca sedikit lebih dingin dari malam kemarin. Di luar gerimis halus menyelimuti malam menambah semakin dingin. Kucoba mencicip es cream yang dibelikan anak lelaki tadi siang dengan maksud sebagai pembuka puasa. Akan tetapi cuaca di sore hari tak secerah siang tadi, dengan sigapnya awan hitam segera menyelimuti muka bumi. Sore berganti malam diiringi tangisan langit malam.

Segera kubuka laptop dan gadget untuk mengikuti kelas BM gelombang 23 &24.  Moderator sudah menyapa para peserta pelatihan dan memperknalkan narasumber, yang akan memgis kelas malam ini. Sudomo, S.Pt, beliau adalah seorang sarjana peternakan, tetapi mumpuni dibidang literasi. Pak Sudomo sangat piawai dibidang fiksi, sudah banyak buku yang diterbitkan. 

Narasumber menyapa peserta dengan mengucapkan salam, beliau memperkenalkan diri sebagai penulis fiksi. Narasumber juga menyatakan mungkin orang pertama yang menulis resum dalam bentuk fiksi.  http://www.bianglalakata.wordpress.com/  dan http://www.eigendomo.com/ berikut adalah link dari narasumber. Akan tetapi akhir-akhir ini narasumber agak lama tidak  mengisi  blog dengan cerita fiksi. Blog  lebih banyak berisi tulisan  tentang guru penggerak sesuai dengan kegiatannya saat itu.

Saya sangat suka membaca cerpen atau pun novel. Dari saat SMP membaca cerita-cerita fiksi yang ada pada majalah Anita Cemerlang, lalu  jamannya Hilman hingga sekarang novel dari Tere Liye, Asma Nadia, Andrea Hirata, A. Fuadi masih saya suka. Terbersit dipikiran saya betapa susahnya menulis cerita fiksi. Karena membutuhkan imajinasi yang tinggi dan rumit sekali, itu yang ada di benak saya. Malam ini nara sumber akan mengupas habis kita-kiat untuk menulis fiksi. Apakah benar seperti yang ada pada pikiran saya kala itu.

Kiat Menulis Cerita Fiksi

1.      Megapa harus belajar menulis fiksi?

Pertama, salah satu aspek yang dinilai dalam Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah Literasi Teks Fiksi. Dengan belajar menulis fiksi, tentu seorang guru akan lebih mudah membuat soal latihan AKM bagi murid-muridnya.

Kedua, menulis fiksi merupakan cara asyik untuk menyembunyikan dan menyembuhkan luka. Dengan menulis fiksi, seorang guru bisa menyuarakan isi hatinya melalui tokoh-tokoh yang diciptakannya.

Ketiga, cerita fiksi merupakan media pembelajaran alternatif yang menyenangkan bagi murid terutama menyangkut pengembangan karakter dan materi pengayaan. Keempat, menulis fiksi bisa menjadi tambahan poin dan koin, terutama jika dikumpulkan menjadi sebuah buku.

2.       Apa Saja Syarat Bisa Menulis Fiksi?

Pertama, komitmen dan niat kuat untuk belajar menulis fiksi, baik melalui postingan blog atau kompetisi.

Kedua, kemauan dan kemampuan melakukan riset. Tujuannya agar tulisan menjadi lebih nyata. Misalnya, menyangkut latar tempat.

Ketiga, banyak membaca cerita fiksi karya penulis lain. Hal ini akan memperkaya kosa kata dan juga menemukan gaya menulis.

Keempat, mempelajari KBBI dan PUEBI agar cerita yang ditulis sesuai kaidah kebahasaan. Kelima, memahami dasar-dasar menulis cerita fiksi.

3.      Apa Saja Unsur-unsur Pembangun Cerita Fiksi?

Pertama, tema yang merupakan ide pokok cerita. Kiat menemukan tema adalah yang paling dekat dengan kita. Bisa saja keluarga atau sekolah. Selain itu, pilih tema yang paling disukai dan kuasai. Hal ini akan memudahkan dalam menyelesaikan cerita.

Kedua, premis yang merupakan ringkasan cerita dalam satu kalimat. Unsur-unsurnya terdiri dari karakter, tujuan tokoh, halangan/rintangan, dan resolusi. Contoh: Seorang penyihir muda berjuang melawan penyihir jahat yang akan menguasai dunia. Contoh tersebut adalah premis dari novel Harry Potter.

Ketiga, alur/plot yang merupakan struktur rangkaian kejadian dalam cerita. Terdiri dari pengenalan cerita, awal konflik, menuju konflik, konflik/klimaks, dan ending.

Keempat, penokohan yang merupakan penjelasan selangkah demi selangkah detail karakter dalam cerita. Bisa digambarkan secara langsung, fisik dan perilaku tokoh, lingkungan, tata bahasa tokoh, dan penggambaran oleh tokoh lain.

4.      Bagaimana Kita Menulis Cerita Fiksi?

Pertama, niat untuk memulai dan menyelesaikan cerita fiksi. Permasalahan yang dihadapi oleh penulis adalah mengalami kebuntuan ide menyelesaikan tulisan fiksi.

Kedua, perbanyak membaca cerita fiksi karya orang lain untuk menambah referensi berupa ide/gagasan/tema, teknik menulis, pemilihan kata, dan gaya penulisan.

Ketiga, terkait ide dan genre. Catat segera ide cerita yang terlintas di kepala agar ide tidak hilang begitu saja. Pilih genre yang disukai dan kuasai.

Keempat, outline/kerangka karangan.

Ø  Kerangka disusun berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi

Ø  Menentukan tema agar pembaca mengerti lingkup cerita fiksi kita

Ø  Membuat premis sesuai tema

Ø  Menentukan uraian alur/plot berdasarkan unsur-unsurnya

Ø  Menentukan penokohan kuat berdasarkan jenis dan teknik penggambaran watak tokoh

dengan baik

Ø  Menentukan latar/setting dengan menunjukkan sisi eksotis dan detail

Ø  Memilih sudut pandang penceritaan yang unik

Kelima, mulailah menulis. Membuka cerita dengan baik (dialog, kutipan, kata unik, konflik)

Ø  Melakukan pengenalan tokoh dan latar dengan baik dengan cara memaparkan secara jelas kepada pembaca

Ø  Menguatkan sisi konflik internal dan eksternal tokoh

Ø  Menggunakan pertimbangan logis agar tidak cacat logika dan memperkuat imajinasi

Ø  Memilih susunan kalimat yang pendek dan jelas

Ø  Memperkuat tulisan dengan pemilihan kata (diksi)

Ø  Membuat ending yang baik

Keenam, lakukan swasunting. Dilakukan setelah selesai menulis;

Ø  Jangan menulis sambil mengedit;

Ø  Memfokuskan penyuntingan pada kesalahan pengetikan, pemakaian kata baku dan istilah, aturan penulisan, ejaan, dan logika cerita;

Ø  Usahakan menempatkan diri pada posisi sebagai penyunting agar tega menyunting tulisan sendiri;

Ø  Jangan lupa menyiapkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

 

Pada dasarnya untuk menulis cerita fiksi diperlukan penguasaan dan pemahaman dari kiat menulis cerita fiksi. Menulis selalu melalui proses, tetap semangat untuk belajar dan belajar menulis. 

13 komentar:

MERAIH PENGHARGAAN ADIWIYATA MANDIRI

  Dok. Pribadi Setelah gagal tahun lalu dalam meraih penghargaan Sekolah Adiwiyata Mandiri,  tidaklah menyurutkan semangat SMPN 1 Beji untuk...