MENULIS DIKALA SAKIT
Malam ini pelatihan yang ke22,
bersama Pak Dail sebagai moderator yang akan mengawal narasumber dua jam
kedepan. Narasumber bernama Suharto, M.Pd yang dikenal dengan panggilan Cing
Ato. Saat berada di grup Belajar Menulis, saya sering membaca postingan atau
chat dari nomor dengan nama profil Cing Ato. Melihat nama itu sepertinya saya
pernah tahu tapi entah dimana. Beberapa hari sebelum pelaksanaan pelatihan BM
baru saya ingat bahwa beliau sama-sama ada di grup Media Guru atau KBM ya. Entah tahun
berapa saya mengetahui beliau, sering saya baca tulisannya yang di posting di
grup tersebut.
Malam ini ternyata beliau menjadi
narasumber yang akan membagikan pengalaman menulis dikala sakit. Ketika saya
mengenal tulisan Cing Ato yang selalu menceritakan tentang sakitnya, di situ
ada rasa penasaran, bagaimana konsdisi sebelumnya. Ternyata beliau sakit sudah
lama dan kondisi harus berbaring di ranjang. Sebelum sakit sebenarnya Cing Ato
juga seorang penulis dan telah menerbitkan sebuah buku yang menceritakan
tentang kehidupan beliau mulai kecil.
Selama satu tahun diawal sakit
Cing Ato tidak bisa bergerak sama sekali, tidak ada aktivitas yang bisa
dilakukan kecuali melihat televisi, itu pun tidak bisa menekan tombol remote
kontrol sehingga channel yang dilihat selalu tetap. Hal itu membuat Cong Ato
menjadi bosan. Suatu ketika gawai istri Cing Ato yang tertinggal berbunyi,
kemudian beliau meminta tolong ART untuk meletakkan gawai tersebut di dada dengan
beralaskan bantal dan mencoba untuk menyentuhnya. Alhasil tangan Cing Ato
berhasil memegang gawai, artinya tangannya sudah mulai kuat.
Kemudian dengan gawai miliknya
sendiri yang selama 18 bulan tidak tersentuh beliau mulai melacak fesbuknya. Tentunya
nomor kartu harus menggunakan yang baru karena sudah melewati masa tenggang dan
tidak aktif lagi. Butuh waktu tiga hari untuk menemukan paswordnya. Setelah berhasil
membuka fesbuknya Cing Ato mulai menuliskan kondisi ketika mulai sakit di
postingan. Mungkin juga pada awal- awal menulis ini yang sering saya baca. Nah,
dari postingan tersebut suatu saat Om jay melakukan video call kepada Cing Ato
karena penasaran dengan tokoh yang diceritakan. Di situlah Om Jay baru tahu
kondisi Cing Ato yang sangat kurus, dan terbaring lemah serta selang NGT masih
terpasang dihidung.
Seminggu kemudian Om Jay
menghubungi Cing Ato lagi mengajak untuk mengikuti pelatihan Belajar Menulis di
gelombang 8. Dari hasil pelatihan Beliau berhasil menerbitkan buku Solo dengan
judul “Belajar Taka Bertepi”, yang kemudian dibukukan dengan judulh “GBS
Menyerangku” kisah nyata seorang guru bergulat dengan penyakit langka dengan
menulis. Buku tersebut laku keras dipenjualan hingga saat ini.
Inilah daftar buku solo dari narasumber.
1. Mengejar Azan (dua bulan
sebelum sakit) 2018
2. GBS Menyerangku 2020
3. Menuju Pribadi Unggul2020
4. Kompilasi kisah inspiratif 2021
5. Belajar tak bertepi 2021
6. Aisyeh Menunggu cinta (Roman
Betawi)2021
7. Menepis kesulitan menulis 2021
8. Gadis pemikat (cerpen) 2022
9. Kado khusus sang bintang
(motivasi belajar)2022
10. Lentera Ramadan 2022
11. Catatan harian guru blogger
madrasah
12. Cing Ato Belajar pantun
13. Cing Ato Belajar puisi
14. Menulis dikala Sakit
Alasan narasumber menulis buku
antara lain:
1.
Untuk menambah amal ibada
Semasa sehat narasumber penjadi penceramah agama bagi peserta
didikya. Pada saat sakit beliau berfikir
untuk melakukan segala sesuatu yang bermanfaat. Akhirnya dengan menulis beliau mendapatkan:
1. Cing Ato kebanjiran teman yang ingin bersahabat
2. Banyak yang konsultasi tentang menulis
3. Dapat panggilan menulis dari adik beliau di Pusdatin (
gara-gara dia melihat dan membaca tulisan-tulisan
saya di medsos)
4. Kedatangan para yuotuber
5. Menjadi narasumber pada pelatihan di KSGN PGRI
6. Mendapatkan penghargaan dari Bang Jafar DKI sebagai
"Pahlawan pendidikan" Jakarta.
7. Banyak teman kerja dan teman medsos yang membuat buku.
8. Dll
Kebetulan saya sudah terlambat naik pangkat karena sibuk kuliah dan
sakit. Teman-teman saya sudah mau ke-IV b saya masih di III d. Alhamdulillah
Januari ini saya mengajukan kenaikan ke IVa dengan menyertakan 1 PTK dan 6 buku
solo.
3. Untuk kebanggaan/ motivasi/
inspirasi.
Agar anak-anak beliau yang sedang menimba
ilmu di pondok punya kebanggaan terhadap ayahnya. Setidaknya dalam hatinya ayah
yang sedang sakit saja masih punya semangat untuk belajar dan berkarya. Begitu
juga untuk memberikan inspirasi kepada teman-teman untuk bergerak dan keluar
dari zona nyamannya.
4. Untuk mengabadikan ilmu yang dimiliki agar tidak hilang ditelan waktu.
Tidak berhenti dibidang menulis
saja, saya pun merambah ke bidang desain cover buku, flayer, layout buku.
Membaca pengalaman dari Cing Ato
di atas patut malu untuk kita yang sehat bila hidup tanpa berkarya. Oleh karena
itu marilah kita berkaca pada Cing Ato dengan kondisi sakit dan keterbatasannya
masih mempunyai motivasi yang kuat untuk menghasilkan karya.
MALAM INI BEGITU LUAR BIASA. MKSH CANG ATO
BalasHapusBetul Pak Dail, saya tahu beliau mulai sakit dari grup yang lain, membaca postingan-postingannya sungguh luar biasa
Hapustulisan yang menarik. semoga kesaksian pak Arto memberikan semangat kita.
BalasHapusKeren bunda, saya juga alumni media guru MWC 4 Jabar. Teman bunda Nuraini dan Erni.
BalasHapusSaya mengikuti postingan Cing Ato pada saat sakit, sekitar tahun 2019 atau 2020, tulisannya dengan kondisi terbatas sangat menginsirasi
BalasHapusMantull Bu 👍👍
BalasHapusLuar biasa, semoga semangat Cing Ato jadi inspirasi buat kita semua
BalasHapusAamiin
HapusMari Semangat Berkarya
BalasHapusSiap semangat
Hapus