Senin, 07 Maret 2022

RESUM KE22 BERSAMA CING ATO

 


MENULIS DIKALA SAKIT

Malam ini pelatihan yang ke22, bersama Pak Dail sebagai moderator yang akan mengawal narasumber dua jam kedepan. Narasumber bernama Suharto, M.Pd yang dikenal dengan panggilan Cing Ato. Saat berada di grup Belajar Menulis, saya sering membaca postingan atau chat dari nomor dengan nama profil Cing Ato. Melihat nama itu sepertinya saya pernah tahu tapi entah dimana. Beberapa hari sebelum pelaksanaan pelatihan BM baru saya ingat bahwa beliau sama-sama ada di grup Media Guru atau KBM ya. Entah tahun berapa saya mengetahui beliau, sering saya baca tulisannya yang di posting di grup tersebut. 

Malam ini ternyata beliau menjadi narasumber yang akan membagikan pengalaman menulis dikala sakit. Ketika saya mengenal tulisan Cing Ato yang selalu menceritakan tentang sakitnya, di situ ada rasa penasaran, bagaimana konsdisi sebelumnya. Ternyata beliau sakit sudah lama dan kondisi harus berbaring di ranjang. Sebelum sakit sebenarnya Cing Ato juga seorang penulis dan telah menerbitkan sebuah buku yang menceritakan tentang kehidupan beliau mulai kecil.

Selama satu tahun diawal sakit Cing Ato tidak bisa bergerak sama sekali, tidak ada aktivitas yang bisa dilakukan kecuali melihat televisi, itu pun tidak bisa menekan tombol remote kontrol sehingga channel yang dilihat selalu tetap. Hal itu membuat Cong Ato menjadi bosan. Suatu ketika gawai istri Cing Ato yang tertinggal berbunyi, kemudian beliau meminta tolong ART untuk meletakkan gawai tersebut di dada dengan beralaskan bantal dan mencoba untuk menyentuhnya. Alhasil tangan Cing Ato berhasil memegang gawai, artinya tangannya sudah mulai kuat.

Kemudian dengan gawai miliknya sendiri yang selama 18 bulan tidak tersentuh beliau mulai melacak fesbuknya. Tentunya nomor kartu harus menggunakan yang baru karena sudah melewati masa tenggang dan tidak aktif lagi. Butuh waktu tiga hari untuk menemukan paswordnya. Setelah berhasil membuka fesbuknya Cing Ato mulai menuliskan kondisi ketika mulai sakit di postingan. Mungkin juga pada awal- awal menulis ini yang sering saya baca. Nah, dari postingan tersebut suatu saat Om jay melakukan video call kepada Cing Ato karena penasaran dengan tokoh yang diceritakan. Di situlah Om Jay baru tahu kondisi Cing Ato yang sangat kurus, dan terbaring lemah serta selang NGT masih terpasang dihidung.

Seminggu kemudian Om Jay menghubungi Cing Ato lagi mengajak untuk mengikuti pelatihan Belajar Menulis di gelombang 8. Dari hasil pelatihan Beliau berhasil menerbitkan buku Solo dengan judul “Belajar Taka Bertepi”, yang kemudian dibukukan dengan judulh “GBS Menyerangku” kisah nyata seorang guru bergulat dengan penyakit langka dengan menulis. Buku tersebut laku keras dipenjualan hingga saat ini.

Inilah  daftar buku solo dari narasumber.

1. Mengejar Azan (dua bulan sebelum sakit) 2018

2. GBS Menyerangku 2020

3. Menuju Pribadi Unggul2020

4. Kompilasi kisah inspiratif 2021

5. Belajar tak bertepi 2021

6. Aisyeh Menunggu cinta (Roman Betawi)2021

7. Menepis kesulitan menulis 2021

8. Gadis pemikat (cerpen) 2022

9. Kado khusus sang bintang (motivasi belajar)2022

10. Lentera Ramadan 2022

 Sedang digarap

11. Catatan harian guru blogger madrasah

12. Cing Ato Belajar pantun

13. Cing Ato Belajar puisi

14. Menulis dikala Sakit

 

Alasan narasumber menulis buku antara lain:

1.       Untuk menambah amal ibada

Semasa sehat narasumber penjadi penceramah agama bagi peserta didikya. Pada saat  sakit beliau berfikir untuk melakukan segala sesuatu yang bermanfaat. Akhirnya  dengan menulis beliau mendapatkan:

1. Cing Ato kebanjiran teman yang ingin bersahabat

2. Banyak yang konsultasi tentang menulis

3. Dapat panggilan menulis dari adik beliau di Pusdatin ( gara-gara dia melihat dan membaca  tulisan-tulisan saya di medsos)

4. Kedatangan para yuotuber

5. Menjadi narasumber pada pelatihan di KSGN PGRI

6. Mendapatkan penghargaan dari Bang Jafar DKI sebagai "Pahlawan pendidikan" Jakarta.

7. Banyak teman kerja dan teman medsos yang membuat buku.

8. Dll

 2. Untuk kenaikan pangkat

    Kebetulan saya sudah terlambat naik pangkat karena sibuk kuliah dan sakit. Teman-teman saya              sudah mau ke-IV b saya masih di III d. Alhamdulillah Januari ini saya mengajukan kenaikan ke                IVa   dengan menyertakan 1 PTK dan 6 buku solo.

3. Untuk kebanggaan/ motivasi/ inspirasi.

     Agar anak-anak beliau yang sedang menimba ilmu di pondok punya kebanggaan terhadap                    ayahnya. Setidaknya dalam hatinya ayah yang sedang sakit saja masih punya semangat untuk                 belajar dan berkarya. Begitu juga untuk memberikan inspirasi kepada teman-teman untuk                         bergerak  dan keluar dari zona nyamannya.

4. Untuk mengabadikan ilmu yang dimiliki agar tidak hilang ditelan waktu. 

Tidak berhenti dibidang menulis saja, saya pun merambah ke bidang desain cover buku, flayer, layout buku.

 Di samping ikut pelatihan menulis narasumber  juga mengikuti pelatihan desain cover lewat canva secara berbayar. Dengan kemampuannya beliau membantu membuatka cover dengan gratis. Beliau juga siap membantu teman-teman dari BM gelombang 23&24 untuk membuatkan cover.

Membaca pengalaman dari Cing Ato di atas patut malu untuk kita yang sehat bila hidup tanpa berkarya. Oleh karena itu marilah kita berkaca pada Cing Ato dengan kondisi sakit dan keterbatasannya masih mempunyai motivasi yang kuat untuk menghasilkan karya.


10 komentar:

  1. MALAM INI BEGITU LUAR BIASA. MKSH CANG ATO

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Pak Dail, saya tahu beliau mulai sakit dari grup yang lain, membaca postingan-postingannya sungguh luar biasa

      Hapus
  2. tulisan yang menarik. semoga kesaksian pak Arto memberikan semangat kita.

    BalasHapus
  3. Keren bunda, saya juga alumni media guru MWC 4 Jabar. Teman bunda Nuraini dan Erni.

    BalasHapus
  4. Saya mengikuti postingan Cing Ato pada saat sakit, sekitar tahun 2019 atau 2020, tulisannya dengan kondisi terbatas sangat menginsirasi

    BalasHapus
  5. Luar biasa, semoga semangat Cing Ato jadi inspirasi buat kita semua

    BalasHapus

MERAIH PENGHARGAAN ADIWIYATA MANDIRI

  Dok. Pribadi Setelah gagal tahun lalu dalam meraih penghargaan Sekolah Adiwiyata Mandiri,  tidaklah menyurutkan semangat SMPN 1 Beji untuk...