Jumat, 25 Maret 2022

RESUM KE30 MENGELOLA TBM

 

MENGELOLA TAMAN BACAAN

Malam ini bu Rusminiyati akan menemani narasumber dalam pelatihan BM pertemuan terakhir. Pelatihan di kelas Belajar Menulis yang terakhir, minggu lalu sempat melihat jadwal dari narasumber dengan materi “Mengelola Taman Bacaan” oleh Mr. Bams.  Saya pernah mengikuti webinar yang pematerinya adalah Mr. Bams sebelum pelatihan BM, dan sempat membaca perjalanannya dalam mendirikan taman bacaan. Sedari dulu saya ingin sekali mempunyai perpustakaan mini dan laboratorium mini. Samapai sekarang belum ada yang terwujud.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang narasumber yang biasa dipanggil dengan nama Mr. Bams bisa klik di sini. Nama TBM narasumber  adalah TBM AS Lebakwangi. Awal berdiri tanggal 5 Oktober 2011 dengan nama TBM Ayah Salwa.



Nama “Ayah Salwa “ digunakan sebagai nama TBM, dengan alasan menggunakan nama panggung kalau sedang mendongeng. Walau akhirnya di tahun 2012 TBM Ayah Salwa diganti dengan nama TBM AS Lebakwangi. TBM AS Lebakwangi saat berdiri masih bergabung dengan rumah pribadi narasumber. Rumah mungil berukuran 21 meter peregi. Rumah yang terdiri dari Ayah Salwa, Ibu Salwa dan Salwa anak semata wayangnya.

TBM AS Lebakwangi hadir karena kepedulian kepada anak-anak. Ayah Salwa sang pendongeng merasa perlu mengajak anak-anak untuk senang membaca. Awal berdiri tidaklah mudah. Tantangan dari pasangan pun menjadi tantang pertama yang harus dinegosiasi. Memberikan penjelasan kepada pasangan itu pun butuh perjuangan alias senyuman manis, begitu penjelasan dari narasumber.

Mengawali dengan mengumpulkan buku-buku yang dimilikinya di rumah. Semuanya terkumpul sekitar 200 buku.  Kemudian di simpannya di sebuah box. Setelah terkumpul, Mr. Bams memilih tanggal yang sekiranya baik, maka lahirlah TBM “Ayah Salwa” pada tanggal 5 Oktober 2011. Berarti sekarang umumnya sudah masuk 10 tahun.

Mengawalinya dengan  menyiapkan sebuah rak, dengan 3 trap. Rak pertama tempat menyiimpan koran dengan buku pengunjung. Rak kedua untuk  menyimpan 20 buku cerita anak-anak. Rak ketiga menyimpan majalah bobo sebanyak 20 buah. Setiap pagi diletakkannya di teras rumahnya. Tanpa pagar rumah membuat anak-anak sangat mudah sekali menjamah buku yang kami simpan di teras. Rumah narasumber kosong, karena mereka berdua  Salwa bekerja. Salwa, putrinya saat itu usianya masih 8 tahun. Setiap pagi menitipkannya  ke rumah Ibu beliau, sehingga rumah kosong. Kini Salwa sedang kuliah semester 2 di UNPAS dengan Jurusan Kependidikan Bahasa Indonesia. Semoga Salwa menjadi guru yang sangat disuka dan dinantikan  oleh anak-anak.

Proses berdirinya TBM AS Lebakwangi cukup panjang, setahun setelah berdiri TBM AS Lebakwangi terpisah dari bangunan rumah pribadi. Datangnnya Rizki yang tidak terduka Mr. Bams dapat membeli rumh baru tak jauh dari rumah lamanya. Suasana dari TBM AS Lebakwangi tak seperti perpustakaan pada umumnya.  Di TBM AS Lebakwangi anak-anak bebas bembaca berahutan dengan riang.

Interaksi dengan TBM lain membuat jaringan TBM menjadi kuat. Silaturahmi pegiat literasi memudahkan untuk saling menguatkan. Ini kegiatan benar-benar sosial, tanpa keuntungan berupa uang. Untungnya adalah kebahagiaan yang bisa melihat anak-anak membaca buku, pinjam buku, cerita bersama , belajar komputer, belajar internet, belajar bernyanyi, membuat puisi, dan banyak kegiatan lainnya.

Prestasi yang diraih oleh narasumber dalam pengelolaan TBM AS Lebakwangi adalah :

1. Terpilih sebagai Ketua Forum TBM Kab Bandung periode 2013-2017

2. Juara ke 1 TBM se Kab Bandung tahun 2013

3. Juara ke 2 TBM se Provinsi Jawa Barat tahun 2013

4. Juara ke 1 TBM se Kab. Bandang tahun 2014

5. Juara ke 1 TBM se Provinsi Jawa barat tahun 2014

6. Anugerah Sabilulungan Award tahun 2018 dari Bupati Kab. Bandung

7. Juara ke 1 TBM Teladan se Kabupaten Bandung 2019

Pengalaman seru di TBM, bila ada kegiatan. Seperti kegiatan BIMTEK. BIMTEK TBM yang dilaksanakan di Hotel Grand Pasundan tahun 2011 mengantarkan narasumber bisa bertemu dengan para pegiat literasi tingkat Nasional. Seperti GOL A GONG, Wien Muldian, Agus Munawar, Agus M. Irkham, Bu De Kiswanto, dan lain-lain.

Narasumber mengatakan bahwa program yang menarik adalah gelar buku ke sekolah-sekolah yang dekat dengan TBM AS Lebakwangi. Dengan menggunakan motor membawa buku sekitar 100-200 bersama isterinya. Saat di sekolah, beliau  berdua menggelar buku. Anak-anak mendapatkan dongeng, juga bisa membaca buku bersama-sama.

        
Mengelola TBM sejak 2011 dan mendongeng sejak 2003. Dua aktivitas ini menguatkan narasumber di sekolah. Guru tak hanya mengajar, tetapi bisa melakukan banyak hal. Kegiatan literasi sangat banyak sekali di sekolah. Narasumber aktif sejak adanya Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sejak jaman menteri  Anis Baswedan. Bahkan dimulai jadi relawan di sekolah, pernah menjadi Koordinator Literasi (2019-2020 dan 2020-2021). Berhasil membuat SMP Taruna Bakti mendapatkan Anugerah Sekolah Literasi Ketegori Utama se Kota Bandung. Penghargaan secara pribadi pun didapat dari Dinas Pendidikan Kota Bandung sebagai Penggiat Literasi.

Pengalaman dari Mr. Bams mengingatkan pada keinginan mempunyai perpustakaan mini yang bisa dikunjungi anak-anak tetangga. Mengingat dewasa ini minat baca anak-anak semakin menurun, apalagi ditunjang dengan orang tua yang mendukung  kondisi tersebut. Suka bermain telephon genggam, tik tok ataupun media sosial lainnya.  Lebih baik apabila anak-anak diajak  membaca buku apa lagi ditemani oleh orang tua. Informasi dari Mr. Bams sangat memotivasi keinginan saya untuk dapat meraih impian tersebut.  

Pantang menyerah, melawan kekhawatiran mengalami kegagalan  dengan impian mempunyai perpustakaan mini. Dimana anak-anak tetangga dapat membaca tanpa bermain telephon genggam. Sangatlah indah bila melihat anak-anak yang sedang membaca dan bercerita tentang isi bacaan. Semoga bisa terwujud.

5 komentar:

MERAIH PENGHARGAAN ADIWIYATA MANDIRI

  Dok. Pribadi Setelah gagal tahun lalu dalam meraih penghargaan Sekolah Adiwiyata Mandiri,  tidaklah menyurutkan semangat SMPN 1 Beji untuk...