Pelatihan yang ke 20 ini merupakan
batas minimal untuk dapat membuat buku solo. Apabila belum mempunyai judul lain
maka materi yang sudah diikuti selama 20 kali pertemuan bisa dijadikan sebagi
buku solo. Hasil resum dapat dikembangkan sedemikan rupa sehingga dapat
menghasilkan sebuah buku. Dipandu oleh moderator bapak Muliadi pelatihan ini
akan berlangsung seperti biasanya yaitu selama dua jam kedepan.
Malam ini mendatangkan narasumber dari penerbit ANDI yaitu bapak Edi S. Mulyanta. Beliau bekerja di Penerbit Andi sejak tahun 2002. Berbagai jabatan telah disandang, mulai dari staff Litbang sampai posisi publishing consultant & e-book development hingga saat ini. Selain sebagai praktisi dibidang penerbitan, beliau juga seorang akademisi atau dosen. Didunia tulis menulis tentu belaiu tidak diragukan lagi, buku-buku karya beliau telah lama menghiasi toko-toko di Indonesia, umumnya berkaitan dengan dunia teknik. Hal ini sesuai dengan latar belakang pendidikan beliau sebagai seorang magister dibidang teknik elektro. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai narasumber bisa dilihat pada link berikut, buka di sini.
Berawal dari seorang penulis yang
mandiri dan hidupnya bertopang dari menulis buku yang kemudian diperaya untuk mengelola penerbitan buku di Yogyakarta. Bulan
Februari kemarin genap 20 tahun mengelola penerbitan. Malam ini narasumber akan
membuka dapur dari penerbit ANDI untuk sharing dalam mengelola penerbit
tersebut. Penerbit ANDI adalah salah satu penerbit mayor yang ada di
Jogjakarta. Istilah mayor dilhat dari banyaknya buku yang dihasilkan dalam satu
tahun. Penerbit dengan jumlah terbitan di atas 200 judul per tahun dianggap
sebagai penerbit skala mayor.
Semasa pandemi, penerbit ANDIi
tetap menerbitkan buku di atas 200 judul, meskipun terkendala produksi yang
sempat tutup karena outlet toko buku juga terdampak pandemi. Tahun 2019
merupakan tahun yang paling berat dalam dunia penerbitan buku, karena perubahan
teknologi betul-betul seperti bayang-bayang kelam yang dapat melahap dunia
penerbitan buku di Indonesia bahkan di dunia. Runtuhnya dunia surat kabar,
merupakan pukulan telak bagi dunia cetak, dan informasi berupa cetakan. Dunia
penerbitan yang saat ini di bawah IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia), menjadi
was-was dan memandang cukup berat tantangan ke depan dunia cetak dan produksi
buku. Undang-undang no 3 th 2017 tentang sistem perbukuan, telah memberikan
isyarat yang tegas akan hadirnya format media digital yang telah diberikan
keleluasaan untuk secara bertahan menggantikan dunia cetak. Dipertegas lagi
dengan keluarnya Peraturan Pemerintah no 75 yang keluar pada tahun 2019, telah
memberikan petunjuk secara tegas untuk memberikan arah ke dunia digital di
penerbitan.
Dari pengalaman selama pandemi, ternyata buku format digital masih merupakan embrio yang belum menghasilkan keuntungan yang sama dengan buku fisik. Sehingga masa depan buku fisik masih sangat menarik untuk dicermati.
Gambar di atas adalah garis besar osisi dari penerbit, jadi
yang didapat penulis selain royalty (koin) juga poin untuk jenjang akademik.
Jenis buku yang bisa ditulis disarankan mengikuti peraturan pemerintah no 75
(th 2019) yang memberikan arah pelaksanaan undang-undang perbukuan no 3 tahun 2017, antara lain;
Penerbit-penerbit menggunakan arah
peraturan pemerintah ini dalam menjalankan roda usahanya. Perkembangan Merdeka
Belajar dan Kampus Merdeka, menuntun penerbit-penerbit untuk berlomba-lomba
menerbitkan buku yang mendukung literasi dasar. Sehingga peluang untuk dapat
terbit menjadi semakin menarik, mengingat kurikulum baru saat ini menuntut
banyaknya sumber-sumber literasi bagi anak didik. Penerbit-penerbit saat ini semakin semangat
untuk dapat mengisi peluang tersebut, kendala utama adalah mencari penulis
dengan tema yang marketable.
Apabila dipetakan, antara kualitas
dan besar market akan terlihat peluang yang menarik untuk mengisi tema-tema
buku yang menarik penerbit.
Ada 4 kuadran yang digunakan oleh
penerbit dalam menentukan buku tersebut layak terbit atau tidak di dasarkan
pada keilmiahan dan besar market. Kuadran yang menarik bagi penerbit adalah
buku yang punya market besar, dan tentunya diimbangi dengan kualitas yang ideal
walaupun cukup sulit mencari kuadran buku yang ideal. Kendala utama untuk
terbit adalah keterbatasan modal penerbit, sehingga penerbit akhirnya
memberikan syarat-syarat dan saringan untuk dapat mendapatkan naskah yang
mendukung industrialisasi buku tetap berjalan.
Penerbit biasanya akan melakukan
scouting , atau pencarian tema dan penulis, dan tentunya bekerjasama dengan
team riset pemasaran untuk menentukan tema apa yang masih dapat diserap pasar.
Penerbit, tidak dapat mengesampingkan data pasar buku di Indonesia, sehingga
data pemasaran ini sangat penting untuk memberikan arah haluan ke mana produksi
buku dapat dikembangkan lebih lanjut.
Team riset pemasaran akan
memberikan data awal kemana outlet yang menguntungkan, meskipun saat ini masih
dalam situasi pandemi.
ini salah satu karya hasil dari
Belajar menulis secara Solo.
Kita dapat melihat terbitan penerbit ANDI dalam format digital di sini dan di sini. Materi di open 20% sehingga dapat bapak ibu pelajari outline buku, judul buku, pembagian per babnya, dan lain-lain.
Contoh tampilan di google books.
Tulislah perencanaan naskah untuk
ditawarkan ke penerbit, dengan cara ATM
yang sangat populer Amati, Tiru, dan Modifikasi.
Nah penerbit mayor biasanya
mempunya dana untuk memilih terbitan buku yang menjadi sasarannya, sehingga
semua biaya produksi hingga pemasaran dilakukan oleh penerbit tersebut. Konsep dasar pembiayaan dalam penerbitan
buku, adalah penerbitnya yang membiayai. Nah karena banyak tulisan yang tidak
sesuai dengan misi dan visi penerbit akhirnya tidak dapat terbit. Karena
banyaknya buku yang ditolak penerbit, akhirnya penerbit memberikan skema lain
dalam penerbitannya. Misalnya dibiayai oleh penerbitnya sendiri, baik melalui
skema dana pribadi, CSR Perusahaan, Dana Penelitian Daerah, Dana Sekolah dll.
Trik yang dapat digunakan dan
cukup mujarab adalah menulis berbarengan dengan pembiayaan gotong royong antar
penulis. Banyak plus minus nya apabila menulis keroyokan, terutama angka kredit
yang kecil karena dibagi beberapa penulis. Konsentrasi penulis adalah di Materi
yang otentik, dan unik. Penerbit akan membantu dalam hal Pembahasaan dan
Penyajian.
Kesimpulan
Penerbit adalah lembaga yang
mencari profit, dan mempunyai idealisme dalam menerbitkan buknya sesuai dengan
visi misinya. Penulis dapat mengikuti idealisme penerbit dalam menghasilkan
buku yang akan dinikmati oleh pembacanya. Kirimkan usulan penerbitan buku,
supaya ide Anda dapat ditangkap penerbit dan disebarluaskan ke pembaca.
Baiklah, kita harus berfikir sesuai dengan kompetensi, buku apakah yang akan kita yang akan kita tulis untuk diterbitkan pada penerbit mayor. Fikirkan sambil memeluk guling merajut mimpi melahirkan buku 😉
Mantulll dan kerennn
BalasHapusBola ping pong 😄
Hapuskeren.. sukses selalu Bu
BalasHapusbagus bu blognya dan lengkap. lanjut ke buku solo...
BalasHapusSemoga
Hapustulis tanpa henti adalah kuncinya ...
HapusLuar biasa ilmu yang bisa diambil dari tiap pertemuan.
BalasHapusBetul pak sangat manfaat
HapusJangan bosan nambah ilmu buk, semoga bisa terbit tulisan yang di penerbit mayor
BalasHapusAamiin, InsyaAllah gk bosan pak
HapusLengkap, konsisten, melangkah ke buku solo..sudah mencapai perrwmuan 20...🤩
BalasHapusMudah-mudahan bun
BalasHapusAyo bermimpi punya buku sendiri
BalasHapusMimpinya banget nih
HapusAyo...menulis buku solo Bu...
BalasHapusSemoga jadi bu
HapusTulis sesuai passion bu. Ditunggu buku solonya
BalasHapusDapur sudah terbuka, mari nikmati sajiannya "Go Penerbit Mayor"
BalasHapus